PALEMBANG – Jumlah tempat tidur yang terisi atau Bed Occupancy Ratio (BOR) beberapa daerah di Sumatra Selatan (Sumsel) kian naik. Kota Lubuk Linggau misalnya, sudah mencapai 89 persen. Diikuti Palembang dengan 85 persen, Ogan Komering Ilir (OKI) 82 persen, Muratara 75 persen, dan Banyuasin 71 persen.
Jumlah BOR tersebut sangat mengkhawatirkan, lantaran kapasitas tempat tidur rumah sakit bisa semakin sedikit hingga tak bisa menampung pasien. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel pun mempersiapkan Tower 7 Wisma Atlet di Jakabaring dan Asrama Haji, sebagai tempat pasien COVID-19 yang tak bisa ditampung rumah sakit.
“Dalam waktu dekat kita akan buka satu tower lagi di Wisma Atlet,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nurainy, Jumat (9/7/2021).
Selain penambahan tempat isolasi, Pemprov Sumsel juga berupaya menambah kapasitas ruangan (tempat tidur) di RS rujukan COVID-19. Penambahan tempat tidur untuk pasien COVID-19 sudah diinstruksikan Gubernur Sumsel, Herman Deru melalui Surat Edaran (SE) Nomor: 037/SE/Dinkes 2021.
SE tersebut meminta kepada pengurus fasilitas kesehatan di Sumsel agar menambah ruang rawat inap dan unit gawat darurat. Untuk ruang rawat inap, Gubernur berharap rumah sakit rujukan COVID-19 dapat mengonversi sekitar 30-40 persen dari kapasitas rawat inap yang ada. Demikian juga unit gawat darurat ditambah sekitar 25 persen dari kapasitas.
Adapun untuk ruang isolasi, pemerintah daerah diminta untuk segera membuka tempat isolasi terpusat untuk konfirmasi positif tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan maupun sedang.
“Kita juga sudah menyampaikan surat edaran Gubernur ke kabupaten dan kota agar memperhatikan angka keterisian tempat tidur di rumah sakit, juga menyiapkan tempat isolasi,” jelas dia.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan, membenarkan kenaikan BOR di Palembang dalam sebulan terakhir. Menurutnya, lonjakan ini sudah memasuki fase kritis bagi RS di Palembang.
“Standar WHO itu 60 persen, sekarang sudah 85 persen. Beberapa RS di Palembang bahkan sudah ada yang penuh,” jelas dia.
Menurutnya, kasus positif harian dalam dua hari terakhir di Palembang meningkat hingga 100 kasus. Banyak pasien yang bergejala harus masuk ke dalam rumah sakit. Saat ini diperlukan penambahan tempat tidur agar rumah sakit bisa menampung orang-orang bergejala.
“Ini sungguh sangat mengkhawatirkan jika tidak dibarengi dengan penambahan tempat tidur,” jelas dia.
Yudhi menilai, ada indikasi penyebaran varian virus baru yang bermutasi sehingga kasus COVID-19 di Palembang terus mengalami lonjakan.
“Penularan virus saat ini sangat masif. Kemungkinan penyebabnya adalah virus varian Delta,” beber dia.
Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Mohammad Hoesin Palembang, Ahmad Suhaimi mengatakan, tingkat keterisian kamar RS sudah menyentuh angka 80 persen dari 177 kamar. Untuk mengantisipasi lonjakan di hari-hari ke depan, pihaknya telah menambah 166 kamar rawat inap termasuk unit gawat darurat.
“Kita mengalihkan ruang untuk pasien umum, karena COVID-19 memang menjadi prioritas mengingat kemungkinan lonjakan kasus masih terjadi dalam satu minggu ke depan,” tutup dia.