Menurut Dody, bendungan pertama terbesar di Sumsel sudah berjalan 66 persen yang memakan biaya Rp 7,3 triliun dan ditargetkan kelar tahun 2026. Tempatnya agak tinggi dan elevasinya juga tinggi. Namun balik ke konsep awal apapun yang dikerjakan dilakukan secara maksimal.
“Pembangunan bendungan Tiga Dihaji ini juga mengurangi pompa jadi tempat airnya tinggi dapat mengalir ke sawah – sawah petani seperti di Bendungan Perjaya. Selain itu PLTA yang dihasilkan juga besar mencapai 40 MW,” tuturnya saat berkunjung ke Bendungan Perjaya, OKUT Kamis (31/10/2024) kemarin.
Pembangunan bendungan Tiga Dihaji juga untuk meningkatkan indeks tanam yang sebelumnya 1,78, diharapkan dengan adanya bendungan Tiga Dihaji indeks tanaman naik menjadi 2,8 – 3,8.
“Semuanya ini akan dikoordinasikan dengan menteri pertanian dan teknis terkait karena tanpa suport mereka tidak ada gunanya selain itu bendungan dan pembangunan bendungan Tiga Dihaji untuk meningkatkan swasembada pangan,” pungkasnya. (NT)