PALEMBANG -Memasuki 3 tahun kepemimpinan Herman Deru-Mawardi Yahya sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Selatan Periode 2018-2023 sejak dilantik pada 1 Oktober 2018 silam. Artinya bahwa tinggal 2 tahun sisa kepemimpinan HD-MY di periode ini dan kontestasi Pilkada semakin dekat.
Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagai dasar penyelenggaraan Pemilihan Umum terbaru mengisyaratkan bahwa Pemilihan Umum dilaksanakan sebanyak 1x dalam 5 tahun, artinya bahwa Sumatera Selatan kemungkinan besar tidak dilaksanakan pada tahun 2023, namun diikutsertakan dalam Pilkada Serentak 2024.
Terlebih Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri telah memastikan bahwa jadwal Pilkada Serentak dilaksanakan pada 27 Oktober 2024. Walaupun Pilkada masih dilaksanakan 3 tahun lagi, tetapi euforia politik di Sumatera Selatan mulai terasa ramai, tepatnya pasca Operasi Tangkap Tangan oleh KPK dan ditetapkannya Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di Pemkab Musi Banyuasin, sejumlah tokoh politik mulai bermunculan. Fenomena ini mempengaruhi peta politik Sumatera Selatan pada Pilkada 2024, karena Dodi Reza Alex merupakan Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan yang merupakan lawan politik pada Pilkada Sumatera Selatan 2018 dan berpeluang kembali menjadi lawan politik Herman Deru sebagai incumbent dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024.
Lantas, Bagaimana peta politik Sumatera Selatan 2024? Sejak dipastikan bahwa Dodi Reza Alex tidak dapat maju kembali dalam kontestasi Pilkada Sumatera Selatan 2024 akibat tersandung kasus hukum, maka menjadi peluang besar bagi Herman Deru-Mawardi Yahya untuk “Dua Periode” melanjutkan kepemimpinan sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Sumsel pada 2024.
Hal ini diperkuat bahwa berdasarkan hasil survei Populi Center menyebutkan 79,9% responden puas terhadap kinerja HDMY sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Sumsel saat ini. Terlebih pembangunan infrastruktur secara merata di 17 Kabupaten/Kota dan perbaikan jalan merupakan prestasi paling berkesan dari pemerintahan HDMY sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Sumsel.
Kekosongan Kursi Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan berpeluang diisi oleh Mawardi Yahya yang merupakan Wakil Gubernur Sumatera Selatan sekaligus tokoh senior Golkar. Hal ini dapat memperkuat pondasi politik HDMY dikarenakan Herman Deru juga merupakan Ketua DPW Partai Nasdem Sumatera Selatan. Namun disisi lain, apabila Mawardi Yahya ditunjuk sebagai Nahkoda Partai Golkar Sumatera Selatan berpotensi akan maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Selatan dan bersaing bersama Herman Deru pada Pilkada 2024.
Selain itu, penulis berpendapat bahwa tokoh yang dapat berpotensi mendampingi Herman Deru pada Pilkada Sumatera Selatan 2024 yaitu Ridho Yahya selaku Walikota Prabumulih 2013-2023 yang tak lain merupakan adik kandung dari Mawardi Yahya. Kemajuan Kota Prabumulih dan prestasi yang diraih oleh Ridho Yahya menjadi Walikota dapat menjadi point penting baginya untuk melangkah melanjutkan kiprah politik di Sumatera Selatan.
Peluang Ridho Yahya mendampingi Herman Deru akan menjadi potensi, melanjutkan kiprah sang kakak dengan catatan bahwa Mawardi Yahya menjadi support system dibelakang layar. Karena ketokohan Mawardi Yahya dalam kancah dunia politik Sumatera Selatan sangat berpengaruh dan diperhitungkan keberadaannya.
Selain Herman Deru, tokoh yang berpeluang untuk maju dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024 yaitu Eddy Santana Putra (ESP). Beliau merupakan Walikota Palembang 2003-2013 dan Anggota DPR-RI Komisi V sekaligus Fraksi Gerindra. Kesuksesan dan prestasi Eddy Santana Putra selama menjabat Walikota membawa perubahan untuk Kota Palembang dan popularitas ketokohan Eddy Santana Putra menjadi point penting bahwa ESP masih layak diperhitungkan untuk maju pada Pilkada Sumatera Selatan 2024.
Tokoh lain yang berpotensi maju dalam Pilkada Sumatera Selatan adalah Agung Firman Sampurna dan Wahyu Sanjaya. Agung merupakan Ketua BPK Republik Indonesia 2019-2022 sekaligus Ketua IKA Unsri yang mengawali karirnya di Pemkab Musi Banyuasin. Sedangkan, Wahyu Sanjaya merupakan Politisi Partai Demokrat yang saat ini menjadi Anggota DPR-RI dengan posisi Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR-RI. Keduanya merupakan Putra dari Kahar Muzakir, Tokoh Senior Partai Golkar yang juga Anggota DPR-RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR-RI. Terlebih apabila Kahar Muzakir menjadi Nahkoda Partai Golkar Sumatera Selatan, maka berpotensi akan memperkuat Agung Firman Sampurna atau Wahyu Sanjaya memperoleh tiket emas menuju Pilkada Sumatera Selatan 2024.
Selain itu, terlepas keduanya merupakan putra dari Kahar Muzakir. Agung Firman Sampurna sebagai Ketua BPK RI dan Wahyu Sanjaya sebagai Anggota DPR-RI memiliki ketokohan dan pengaruh politik yang sangat besar di Sumatera Selatan, terlebih di Musi Banyuasin merupakan basis suara karena Kahar Muzakir merupakan Putra Musi Banyuasin dari Desa Pangaturan.
Tokoh lain yang bermunculan dalam bursa Pilkada Sumatera Selatan 2024 ialah Prana Putra Sohe, Walikota Lubuklinggau 2013-2023. Kesuksesannya membawa perubahan untuk Kota Lubuklinggau membuat nama Prana Sohe masuk dalam bursa Pilkada Sumatera Selatan 2024. Akan tetapi, berdasarkan wawancara Prana Sohe bersama Wenny Ramdiastuti yang merupakan Wartawan Senior TribunSumsel-Sripo bahwa Prana Sohe lebih cenderung akan melanjutkan kiprah politiknya menuju DPR-RI dibanding Pilkada Sumatera Selatan.
Penulis berpendapat bahwa sangat menarik untuk mengikuti dan mengamati secara detail tentang perkembangan dan dinamika politik di Sumatera Selatan. Berpedoman pada hasil Pilkada Sumatera Selatan 2018 bahwa Herman Deru-Mawardi Yahya memperoleh 1.394.438 suara, sementara Dodi Reza-Giri Ramanda memperoleh 1.200.625 suara. Hal ini ramai menjadi perbincangan di kalangan publik berpotensi bahwa Dodi Reza Alex akan kembali bertarung melawan Herman Deru pada Pilkada Sumatera Selatan 2024.
Namun, sejak Dodi Reza Alex tersandung kasus hukum dan dapat dipastikan tidak maju dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024, maka ini akan berpeluang besar bagi Herman Deru mendapatkan tiket emas menuju periode kedua memimpin Sumatera Selatan. Akan tetapi, beberapa pengamat politik berpendapat bahwa berpotensi akan adanya kejutan dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024 dengan munculnya tokoh baru yang nantinya akan berpotensi mengubah peta politik Sumatera Selatan pada Pilkada 2024. Penulis berpendapat kecil kemungkinan bahwa adanya calon tunggal dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024 karena Sumatera Selatan memiliki banyak tokoh hebat dan semuanya berpotensi maju dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024.
Terlepas, siapapun yang akan maju dalam Pilkada Sumatera Selatan 2024 dan terpilih untuk membangun Sumatera Selatan. Penulis berpendapat bahwa komitmen untuk terus membangun Sumatera Selatan di 17 Kabupaten/Kota secara keseluruhan harus dilanjutkan agar dapat memajukan Sumatera Selatan dengan berbagai potensi sumber daya yang ada. (RZK)