PALEMBANG – Koordinator Pencegahan Karhutla Manggala Agni Daops Sumatra XIV Ogan Ilir dan Banyuasin, Ujang Sultan mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi melakukan pemetaan dan menghitung jumlah lahan yang terbakar, di wilayah Sumsel. Karena pihaknya belum mengetahui berapa luasan lahan yang terbakar saat ini.
“Kebakaran sejauh ini cukup terkendali dan air juga masih mudah di dapat. Jadi sejauh ini Karhutla masih aman,” katanya, Kamis (5/8/2021).
Dikatakan Ujang, selain arah angin yang menyebabkan karhutla sulit dipadamkan. Potensi banyaknya bahan bakar seperti purun, rumput dan Pakistan yang menyebabkan karhutla di Ogan Ilir (OI) Sumatera Selatan meningkat.
“Angin sangat cepat berubah arah yang menjadi kendala kita saat ini,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan, tahun 2021 Kabupaten OI menjadi wilayah paling sering terbakar. Tercatat sejak Januari hingga Agustus, kebakaran mengakibatkan sekitar 141,27 hektare (Ha) lahan hangus. Kebakaran ini meningkat drastis jika dibandingkan dengan kejadian tahun lalu dengan data Januari-Oktober hanya seluas 96,4 ha.
Lahan di wilayah lain yang terbakar seperti Banyuasin tercatat 16,52 ha, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 4,25 ha, Musi Banyuasin (Muba) 9,5 ha, Ogan Komering Ulu (OKU) 2 ha, dan OKU Selatan 0,25 ha.
“Wilayah Ogan Ilir sulit dipadamkan jika terjadi kebakaran lahan karena wilayahnya sangat luas. Semua lahan tidak semuanya bisa terjangkau oleh darat, karena kemampuan kita terbatas hingga radius beberapa ratus meter. Kebakaran sampai ke lahan bagian dalam,” ungkapnya.
Sambung Ansori, dampak karhutla di wilayah Ogan Ilir dalam dua hari terakhir sempat menutupi Jalan Lintas Timur Sumatra (Jalintim) dan Tol Palembang-Indralaya (Palindra), sehingga mengurangi jarak pandang pengendara yang melintas.
“Api melahap lahan rawa di wilayah Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan Barat, Ogan Ilir Sumsel. Dan kebakaran lahan sudah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan lintas instansi kemarin,” terangnya.