HALOPOS.ID|BANYUASIN – Aksi demonstrasi menuntut mengundurkan dari Ketua DPRD Banyuasin, Abdul Rais, pada Rabu (19/3/2023) berakhir dengan kekecewaan. Para demonstran yang tergabung dalam aliansi mahasiswa dan aktivis merasa diabaikan setelah Ketua DPRD tidak hadir untuk menemui mereka.
Aktivis Banyuasin, Sepriadi Pratama, menyayangkan sikap Abdul Rais yang lebih memilih bertemu Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyuasin di sebuah tempat makan untuk memberikan klarifikasi terkait video yang viral, ketimbang menemui massa aksi secara langsung.
“Apa kepentingannya? Apakah Ketua PWI Provinsi memerintahakan Ketua PWI Banyuasin untuk sengaja menemui Ketua DPRD? Jangan sampai mereka ada kongkalikong,” ujar Sepriadi dengan nada kecewa.
Sepriadi juga menilai bahwa aksi demonstrasi yang digelar di gedung DPRD Banyuasin tidak membuahkan hasil maksimal. Menurutnya, ketidakhadiran Abdul Rais dan anggota DPRD yang namanya disebut dalam video viral tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa ada hal yang disembunyikan.
“Ketua DPRD sudah mengklarifikasi dengan salah satu organisasi wartawan, tetapi saat aksi massa, justru tidak muncul. Ini sangat disayangkan. Ada apa dengan Ketua PWI Banyuasin? Kenapa Ketua DPRD lebih berani menemui Ketua PWI daripada para demonstran?” tambahnya.
Sikap Ketua DPRD juga mendapat sorotan dari warga Banyuasin. Salah seorang warga, Suwarno, menilai seharusnya transparansi menjadi prinsip utama dalam pemerintahan, terutama dalam penggunaan anggaran dan perjalanan dinas.
“Kalau memang ada yang perlu diklarifikasi, kenapa harus di tempat makan? Kenapa tidak di hadapan publik? Ini yang jadi pertanyaan kami. Rakyat butuh keterbukaan dan transparansi dari DPRD,” tegas Suwarno.
Warga dan aktivis Banyuasin berharap agar DPRD lebih transparan dalam menjalankan tugasnya serta lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat, terutama dalam menghadapi isu-isu yang sedang menjadi perhatian publik. (Iyan)