HALOPOS.ID|PALEMBANG – Perkembangan harga barang dan jasa di bulan Juni 2025 menunjukkan adanya kenaikan tipis secara bulanan, meskipun masih dalam kategori terkendali.
Data terbaru menunjukkan inflasi bulanan (month-to-month/MtM) sebesar 0,08%, didorong oleh beberapa kelompok pengeluaran utama.
Secara tahunan (year-on-year/YoY), laju inflasi tercatat sebesar 2,44%. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan bulan Mei yang sebesar 2,33%, namun menunjukkan penurunan tipis jika dibandingkan dengan posisi Juni 2024 yang mencapai 2,48%.
Sementara itu, inflasi kumulatif dari Januari hingga Juni 2025 (year-to-date/YtD) telah mencapai 1,88%. Demikian diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel), Moh. Wahyu Yulianto di Palembang, Selasa 1 Juli 2025 pada Berita Resmi Statistik.
Kelompok pengeluaran menunjukkan fluktuasi, dengan beberapa sektor mengalami kenaikan dan sebagian lainnya penurunan. Dorongan inflasi terkuat berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan.
“Harga emas ini bukan hanya terjadi secara month to month tapi juga akumulasi sejak tahun yang lalu,” jelas Wahyu.
Di sisi lain, kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi sebesar 0,04%, yang berperan sebagai penahan laju inflasi secara keseluruhan.
“Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar di bulan Juni 2025 adalah bawang merah, daging ayam ras, emas perhiasan, cabai rawit, dan telur ayam ras,” terang Wahyu.
Lima komoditas ini secara konsisten memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi di berbagai wilayah
Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya di bulan Mei 2025, terjadi deflasi sebesar 0,35%.
Namun, pada Juni 2025, deflasi ini melambat menjadi 0,03%. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran pola harga barang dan jasa dalam rentang waktu yang berdekatan.
Sementara itu, dari empat kota yang dipantau inflasinya di Sumatera Selatan, tiga kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi.
Ogan Ilir mencatat inflasi bulanan sebesar 0,09%, Muara Enim justru mengalami deflasi sebesar 0,04%, Palembang mencatat inflasi sebesar 0,09% sementara Lubuklinggau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,19%
Secara tahunan, inflasi masih menunjukkan tren positif. Palembang berada di angka 2,51%.
Namun, catatan khusus diberikan untuk Ogan Komering Ilir (OKI) dengan inflasi tahunan mencapai 3,13% dan Muara Enim sebesar 3,31%. Angka-angka ini menunjukkan adanya tekanan harga yang lebih tinggi di kedua wilayah tersebut dibandingkan Palembang.
“Secara keseluruhan, meskipun inflasi Juni 2025 tercatat tipis, pemerintah dan otoritas terkait akan terus memantau pergerakan harga komoditas utama, khususnya emas perhiasan dan komoditas pangan strategis, untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat,” pungkas Wahyu. (AP)