HALOPOS.ID|PALEMBANG – Ternyata istilah ‘jin buang anak’ pernah disematkan di beberapa wilayah di kota Palembang. Salah satunya adalah kawasan Perumnas Sako pada tahun 1980-an.
Melalui buku berjudul Palembang dari Waktoe Hingga Waktu’ karya sejarawan Rd. Muhammad Ikhsan, istilah ‘jin buang anak’ juga disematkan di tempat-tempat sepi di kawasan Palembang.
Dimana pada awal pembukaan kawasan Sako Perumnas tahun 1980 pernah disebut sebagai tempat jin membuang anak, karena tempatnya jauh dan sepi, karena pada awal pembukaannya tidak ada respon.
Tak hanya kawasan Perumnas Sako, kawasan KM 12 juga disebut sebagai ‘tempat jin buang anak’.
Minimnya kendaraan dan minimnya angkutan umum membuat tempat itu sepi saat itu.
Namun kini, kedua kawasan tersebut kini menjadi kawasan yang cukup padat penduduknya dan jauh dari kata ‘tempat jin buang anak’.
Padahal, berdasarkan data statistik tahun 2020, jumlah penduduk di Kabupaten Sako mencapai 181.956 jiwa. Sedangkan untuk wilayah Alang-alang Lebar mencapai 104.306 orang
Budayawan Kota Palembang, Kemas Ari Pandji mengatakan, istilah ‘tempat jin buang anak’ adalah sebuah idiom. Dimana hal tersebut menjadi ekspresi atau proses komunikasi sehari-hari.
“Jadi kata tempat jin buang anak itu, bukanlah kata yang menghina, melainkan ungkapan untuk menggambarkan kondisi suatu daerah yang masih sepi, jauh dari keramaian dan kota,” ujarnya.
Kemas Ari mengatakan, memandang sebuah ekspresi harus dalam perspektif yang positif. Karena terkadang ungkapan itu bisa disalahartikan, seperti bagaimana seseorang memandangnya.
“Kalau orang menganggap berlebihan ya berlebihan, kalau orang menilai kurang ya kurang. Di Palembang, ungkapan ini sering terdengar dan sudah menjadi ungkapan umum,” katanya.
Ari mengatakan, istilah ‘tempat jin buang anak’ sering digunakan untuk menyebut beberapa daerah di Palembang yang masih sepi dan sering dituturkan oleh orang tua.
“Dulu, orang tua kita suka bertanya-tanya, misalnya sekarang tinggal dimana, di Talang Jambi, kalau orang tua kalian biasa mengatakan alangke pergi, kemana jin membuang anaknya. Karena orang tua dulu tahu daerah sana masih sepi dan tidak tahu kalau sekarang sudah ramai,” katanya. (AT)
Editor : Herwan.