Israel Alami Hari Terburuk di Lebanon

Foto: Tentara Israel beroperasi selama serangan dan di tengah permusuhan antara Hizbullah dan Israel, di Lebanon selatan, 13 Oktober 2024. (REUTERS/Artorn Pookasook)
Foto: Tentara Israel beroperasi selama serangan dan di tengah permusuhan antara Hizbullah dan Israel, di Lebanon selatan, 13 Oktober 2024. (REUTERS/Artorn Pookasook)

HALOPOS.ID|JAKARTA – Sebanyak enam orang tentara Israel (IDF) dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di Lebanon Selatan, Rabu (13/11/2024). Hal ini terjadi saat IDF masih terus berada di wilayah itu untuk menghabisi milisi Hizbullah.

Mengutip AFP, jumlah korban tewas ini membuat serangan Hizbullah kali ini menjadi hari paling mematikan bagi IDF. Kematian mereka berarti 47 tentara Israel telah tewas dalam pertempuran dengan Hizbullah sejak 30 September, ketika Israel mengirim pasukan darat ke Lebanon.

“Para tentara tewas selama pertempuran di Lebanon Selatan,” kata militer dalam sebuah pernyataan dikutip cnbcindonesia.com pada Kamis (14/11/2024).

Pengumuman militer itu muncul setelah Menteri Pertahanan Israel yang baru, Israel Katz, mengatakan tidak akan ada pelonggaran dalam perang melawan Hizbullah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di platform media sosial X membagikan gambar simbol Brigade Golani, yang merupakan unit tempat para tentara yang tewas itu berasal.

Sejak 23 September, Israel telah meningkatkan kampanye pengebomannya di Lebanon, terutama menargetkan benteng Hizbullah di Beirut selatan dan timur serta selatan negara itu. Pada 30 September, Israel mengirim pasukan darat.

Serangan itu terjadi setelah hampir setahun terjadi baku tembak lintas batas yang dilancarkan Hizbullah untuk mendukung sekutu Palestina-nya, Hamas, menyusul serangan mereka pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang Gaza.

Sementara itu, di hari yang sama, serangan Israel menghantam Aramoun, daerah padat penduduk di selatan Beirut yang berada di luar benteng tradisional Hizbullah. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, peristiwa ini menewaskan delapan orang.

Serangan juga terdengar di pinggiran selatan Beirut pada Rabu malam, dengan rekaman AFP menunjukkan asap mengepul dari daerah yang berada di bawah perintah evakuasi Israel. Serangan itu terjadi setelah media pemerintah Lebanon melaporkan gelombang serangan Israel terhadap benteng Hizbullah dalam 24 jam.

Hizbullah, yang didukung Iran, juga mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik ke markas besar tentara Israel di pusat komersial Tel Aviv, yang juga menampung Kementerian Pertahanan. (*)