HALOPOS.ID|JAKARTA – Harga batu bara turun lagi pada perdagangan kemarin. Ini membuat harga batu bara terkoreksi selama lima hari perdagangan beruntun.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 151,45/ton. Turun 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Dengan demikian, harga si batu hitam sah turun lima hari berturut-turut. Selama lima hari tersebut, koreksi harga mencapai 12,46%.
Sepertinya investor belum puas mengeruk untung dari kontrak batu bara. Sepanjang 2021, harga komoditas ini melesat 85,63%.
Iming-iming keuntungan sebesar itu tentu membuat investor tertarik. Sepanjang masih ada cuan yang bisa dicairkan, sepertinya profit taking akan terus membayangi harga batu bara.
Akan tetapi, ke depan ada potensi harga batu bara bakal naik lagi. Penyebabnya adalah kabar dari Indonesia.
Akhir pekan lalu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menghentikan sementara ekspor batu bara selama sebulan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan batu bara ke pembangkit listrik, yang pasokannya semakin menipis.
Namun masalahnya, Indonesia adalah negara eksportir batu bara terbesar dunia. Pada 2019, Indonesia mengirim 455 juta ton batu bara ke pasar global.
Tanpa pasokan dari Indonesia, tidak sedikit negara yang bakal kerepotan. Di China, batu bara asal Indonesia berkontribusi terhadap 70-80% total impor. Sementara di India diperkirakan mencapai 45-50% batu bara asal Indonesia.
Tahun lalu, kelangkaan pasokan energi menyebabkan harga sejumlah komoditas naik, termasuk batu bara. Keputusan pemerintah Indonesia berpotensi bakal menyebabkan hal serupa. (**)
Editor : Hendra.