OPINI  

Indonesia Maju Dimulai dari Pengentasan Kemiskinan di Desa Secara Permanen

WIDYA ASTIN S. Sos.
WIDYA ASTIN S. Sos.

Penulis : WIDYA ASTIN S. Sos.

HALOPOS.ID – Kemiskinan adalah kondisi ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. 

Pengentasan kemiskinan adalah seperangkat tindakan, baik ekonomi maupun kemanusiaan, yang dimaksudkan untuk mengangkat orang keluar dari kemiskinan secara permanen.
Kemiskinan terjadi di negara berkembang dan negara maju. Sementara kemiskinan jauh lebih luas di negara-negara berkembang.

Secara historis, kemiskinan di beberapa bagian dunia tak terhindarkan dengan ekonomi non-industri menghasilkan sangat sedikit, sementara populasi tumbuh begitu cepat, membuat kekayaan menjadi langka.

Pengentasan kemiskinan sebagian besar terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Bencana kelaparan umum terjadi sebelum teknologi pertanian modern dan di tempat-tempat yang belum memilikinya saat ini, seperti pupuk nitrogen, pestisida, dan metode irigasi. Permulaan revolusi industri menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, menghilangkan kemiskinan massal di apa yang sekarang dianggap sebagai negara maju.

Kemiskinan struktural adalah kondisi kemiskinan yang terjadi pada suatu masyarakat karena struktur sosialnya tidak bisa menggunakan sumber pendapatan yang tersedia. Kemiskinan struktural merupakan hasil dari interaksi kompleks berbagai faktor, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Beberapa contoh kemiskinan struktural, antara lain:
• Petani yang tidak memiliki tanah pribadi atau memiliki lahan yang kecil sehingga hasilnya tidak mencukupi
• Buruh yang tidak terpelajar dan terlatih
• Daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi masyarakatnya tidak dapat menikmati kekayaan tersebut
• Penggusuran atau pembersihan lahan yang dilakukan oleh pemerintah sehingga menyebabkan masyarakat sekitar tidak memiliki tempat tinggal dan kehilangan pekerjaan

Beberapa faktor penyebab kemiskinan struktural, antara lain:
• Ketimpangan ekonomi
• Monopoli di bidang politik dan ekonomi yang dilakukan kelas ekonomi atas

Salah satu langkah penting dalam mengatasi kemiskinan struktural adalah dengan memberikan akses yang setara ke pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik. Pendidikan berkualitas juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan, bukan hanya untuk penilaian.

Pendidikan berkualitas penting karena dapat meningkatkan peluang hidup, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan masa depan yang lebih stabil.

COVID-19 adalah sebuah penyebab meningkatnya angka kemiskinan yang tidak diduga-duga. Penyebab kemiskinan sebenarnya dibedakan berdasarkan jenis kemiskinan tersebut. Jenis-jenis kemiskinan tersebut antara lain kemiskinan subjektif, kemiskinan mutlak, kemiskinan relatif, kemiskinan alamiah, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural.

Menurut Selo Soemardjan (1980), kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat, karena struktur sosial masyarakt itu sehingga mereka tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia untuk mereka.

Menurut BPS, mereka yang masuk kategori miskin adalah yang pengeluarannya di bawah Rp460 ribu per orang atau Rp2,2 juta per keluarga per bulan. Ketika pandemi COVID-19 melanda, banyak orang terkena PHK, tak dapat bansos, hingga UMKM banyak yang tutup atau gulung tikar. Sehingga tak heran jika angka kemiskinan di Indonesia mengalami kenaikan. Peneliti mengatakan bahwa upaya untuk memulihkan kondisi ini akan memerlukan waktu yang lama.

Kesenjangan yang terjadi di masyarakat akibat kemiskinan, dapat berisiko memunculkan konflik. Perasaan cemburu karena mendapat perlakukan yang berbeda dari masyarakat kaya dapat menjadi pemicunya.

Agar dampak-dampak tersebut tidak muncul, maka masalah kemiskinan struktural di Indonesia perlu untuk ditindaklanjuti. Lalu, bagaimana solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan struktural?
1. Melakukan pembaharuan pada data penduduk.
2. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin dan hampir miskin
3. Meningkatkan insentif bidang pertanian, peternakan, dan perikanan
4. Mengelola APBN dengan baik

Hingga saat ini, kemiskinan masih menjadi masalah besar di berbagai negara, tak cuma di Indonesia. Khususnya kemiskinan struktural, disebabkan oleh adanya keterbatasan kelompok tertentu karena struktur sosial dan kesenjangan antara masyarakat miskin dan masyarakat kaya. Kemiskinan tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak negatif bagi individu maupun masyarakat secara umum. Oleh karena itu, kemiskinan harus segera diatasi.

Pemerintahan Baru Indonesia Maju yang akan di pimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto menawarkan berbagai visi dan misi yang salah satunya atas dasar rasa kebencian akan kemiskinan maka salah satu cara mengentaskan kemiskinan adalah dengan memberikan makan bergizi untuk anak sekolah dan ibu hamil.
Kemiskinan yang menyebabkan kurang gizi hingga terjadinya stunting, menyebabkan terjadinya ketertinggalan kita di berbagai aspek kehidupan.

Akan ada lembaga setingkat kementerian yang akan dibentuk untuk mengurusi isu-isu kemiskinan yang berkaitan dengan akses kita terhadap gizi, akses kita terhadap makanan, akses kita terhadap pendidikan, akses kita terhadap sumber daya, ketidakadilan dalam pengupahan, ketidakadilan dalam masalah tanah, segala isu-isu kemiskinan dan ketimpangan sosial.

Insyaallah seorang tokoh politik Budiman Sudjatmiko yang di tunjuk untuk membantu dalam hal ini mungkin lembaga baru yang tanggung jawabnya memberantas kemiskinan, mempercepat atau akselerasi. Saya rasa sudah cukup tepat jika di nomen klatur baru ini akan di pimpim oleh orang yang kompeten di bidangnya. Sebab jejak digital Budiman Sudjatmiko sebagai Inovator 4.0.

Dalam konsep Silicon Valley Indonesia yang digagasnya, dia mengajak anak-anak muda Indonesia untuk berkarya membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa produsen teknologi. Sistem Blockchain, demokrasi digital, Big Data, Kecerdasan artifisial mulai akan mengatur banyak proses sosial, ekonomi dan politik. Indonesia juga harus bisa menguasai teknologi tersebut.

Ketua Umum Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko mendukung desa-desa di Indonesia maju dengan berinvestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi.

Dengan demikian, penggunaan dana desa dapat makin dioptimalkan, karena dana desa itu bukan cuma digunakan untuk membangun jalan aspal dan gapura setiap tahunnya, namun digunakan untuk dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan desa dengan berinvestasi pada kegiatan penelitian dan pengembangan dan perusahaan teknologi.

Ada 74.954 desa yang harus didorong menjadi desa maju. Jika 10 persen diantaranya saja bisa menjadi “Silicon Villages”, maka dampaknya akan besar terutama untuk kemajuan desa, perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat desa.

Pemimpi adalah seorang yang memiliki Naluri dan Nalar serta Nurani untuk menjadi seorang Pemimpin. (*)