HALOPOS.ID – Harga minyak dunia anjlok pada perdagangan kemarin. Maklum, sebelumnya harga si emas hitam sudah naik berhari-hari.
Kemarin, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 116,29/barel. Ambles 5,33% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Koreksi ini mengakhiri reli harga minyak, di mana penguatan terjadi selama sembilan hari beruntun. Dalam sembilan hari itu, harga naik 12,58%.
Didorong oleh iming-iming cuan tersebut, pelaku pasar tergoda. Kontrak minyak pun mengalami tekanan jual sehingga harganya jatuh.
Namun, ruang kenaikan harga minyak masih terbuka. Ada sejumlah sentimen yang bisa mengangkat harga komoditas ini.
Satu, Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terbaru bagi Rusia menyusul serangan Negeri Beruang Merah ke Ukraina. Salah satu sanksi tersebut adalah embargo minyak.
Uni Eropa sepakat untuk melarang pengiriman minyak dari Rusia lewat jalur laut. Namun pengiriman melalui pipa masih diperbolehkan, untuk kepentingan negara-negara yang tidak memiliki garis pantai (landlocked) seperti Hungaria.
Embargo tersebut akan berlaku secara gradual. Pada akhir tahun ini, impor minyak dari Rusia ditargetkan turun 90%. Sisa 10% masih berlaku untuk Hungaria, Slowakia, dan Republik Ceska karena sulit menggantikan pasokan dari pipa Druzhba.
Embargo ini berlaku untuk 2/3 impor minyak dari Rusia, memotong pendaan untuk mesin perang mereka. Kami memberikan tekanan maksimal bagi Rusia untuk mengakhiri perang,” tegas Charles Michel, Presiden Dewan Uni Eropa, sebagaimana diwartakan Reuters.
Tanpa kehadiran Rusia, pasokan minyak dunia akan semakin ketat. Dengan permintaan yang tumbuh tinggi, maka kenaikan harga adalah sebuah Keniscayaan.
Dua , kemarin Shanghai sudah memasuki masa pembukaan karantina wilayah alias lockdown. Wilayah pusat ekonomi dan bisnis di China itu sebelumnya ‘digembok’ selama dua bulan akibat penyebaran virus corona.
Kini warga Shanghai sudah bisa beraktivitas di luar rumah. Kembali bekerja di kantor, naik transportasi umum, dan sebagainya.
“Saya mengajak anjing saya keluar untuk jalan-jalan. Sepertinya anjing saya sangat senang. Sudah cukup lama kami tidak keluar rumah,” kata Melody Dong, seorang warga Shanghai, kepada Reuters.
Dicabutnya lockdown Shanghai yang membuat aktivitas masyarakat berangsur normal bisa membuat permintaan minyak terangkat. Apalagi China adalah negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia, yang tentu bisa menentukan harga. (**)
Editor : Herwan.