HALOPOS.ID – Benua Eropa disebutkan dalam ancaman radiasi nuklir. Hal ini terjadi pasca kerusakan salah satu reaktor Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia akibat perang antara Rusia dan Ukraina.
Kekhawatiran ini sendiri timbul tatkala badan nuklir Ukraina Energoatom mengatakan serangan terakhir terjadi di dekat salah satu dari enam reaktor pembangkit itu. Ini membuat sensor radiasi di reaktor itu rusak.
Lembaga pengawas nuklir PBB, IAEA, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pertempuran di dekat pembangkit nuklir Zaporizhzhia Ukraina telah memicu “krisis besar”. Bahkan, lembaga itu meminta agar mendapatkan izin untuk menurunkan tim ke lokasi.
Ini adalah saat yang serius, saat yang berat dan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) harus diizinkan untuk melakukan misinya ke Zaporizhzhia sesegera mungkin,” kata Dirjen IAEA, Rafael Grossi dikutip Reuters, dikutip Minggu (14/8/2022).
Beberapa pengamat pun mengatakan situasi ini sangatlah berbahaya tak hanya bagi Ukraina dan Rusia namun juga Benua Eropa. Pasalnya Zaporizhzhia berada di lokasi yang cukup strategis
“Karena lokasi geografis pabrik, pelepasan radiasi dapat menghantam bagian mana pun dari benua Eropa,” terang seorang profesor di Sekolah Kebijakan Publik dan Urusan Global Universitas British Columbia, MV Ramana.
“Zaporizhzhia ada di tengah benua. Jadi ke mana pun angin bertiup, seseorang akan terkontaminasi.”
Zaporizhzhia sendiri diketahui merupakan salah satu pembangkit listrik nuklir terbesar di Eropa. Menurut IAEA, pembangkit tersebut memiliki enam reaktor berpendingin air rancangan Soviet yang mengandung uranium 235, masing-masing memiliki kapasitas bersih 950 megawatt.
Sementara itu, Pembangkit Zaporizhzhia sendiri telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak awal serangan Moskow ke Ukraina. Kota ini cukup dekat dengan wilayah Selatan Ukraina seperti Kherson yang saat ini sedang berusaha diambil kembali dari Rusia oleh pasukan Kyiv. (**)