HALOPOS.ID|PALEMBANG – Guna meningkatkan akselerasi pembinaan prestasi dan kelancaran organisasi, Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Sumatera Selatan terus melakukan berbagai terobosan.
Kali ini, Pengprov FORKI Sumsel menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) dalam rangka mengevaluasi sejumlah kegiatan yang telah digelar sebelumnya.
Rapim dihadiri langsung oleh Ketua FORKI Sumsel Dr. RM. Taufik Husni, SH, MH, Sekretaris Renshi Shihan Husni Yusuf, SH, M.Si, Bendahara H. Fansyuri, ST, MT, para unsur pimpinan, para Kabid dan para Kasi di RM Gemercik Palembang, Sabtu (7/10/2023).
Rapim tersebut membahas sejumlah evaluasi tentang Pertanggungjawaban Pra PON 2023 di Banjar Baru Kalsel, Laporan dan Hasil Porprov Sumsel XIV Lahat, Program kerja bidang organisasi dan SDM, Pembinaan Prestasi, Pertandingan, Perwasitan, Pelatihan dan Kejurda Forki Piala Ketua FORKI Sumsel dan Penjelasan Penundaan Piala Pangdam II/S.
Ketua FORKI Sumsel Dr. RM. Taufik Husni, SH, MH menyampaikan keprihatinannya Sumsel harus gagal meraih tiket PON Aceh Medan pada Kejurnas Pra PON di Banjar Baru Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini diharapkan agar ke depan bagaimana FORKI Sumsel mampu berbicara lebih banyak di level nasional. Tentu hal ini tidak mudah, untuk itu melalui Rapim ini banyak memberikan masukan dan pendapat agar bagaimana apa yang diharapkan bisa terwujud.
“Dan 2025 nanti, kami berharap kita FORKI Sumsel bisa lolos PON dan berprestasi,” ujarnya.
Sekretaris FORKI Sumsel Renshi Shihan Husni Yusuf, SH, M.Si mengakui memang perjuangan Pra PON ini sungguh berat dalam hal persiapan. Mulai dari dua tahun tidak aktif latihan karena Covid-19. Pelatihan pelatda yang belum maksimal. Harus diakui prestasi akan sulit dicapai jika persiapan tidak optimal
“Oleh karena itu, ke depan ayo kita sama-sama bangun prestasi karate ini melalui peran tugas kita masing-masing, sebagaimana arahan dari Bapak Ketua FORKI Sumsel,” ajaknya.
Sementara itu, sebelumnya Kabid Pembinaan Prestasi FORKI Sumsel Sensei Dadang Lesmana menyampaikan bahwa banyak hal yang perlu evaluasi pada Pra PON 2023 di Banjar Baru Kalsel yang harus gagal meraih tiket PON. Pertama tentang kesiapan yang belum matang dibanding daerah lain yang sudah start minimal satu tahun sebelum kompetisi berlangsung, regenerasi atlet yang tidak tertata, jam terbang atlet skala nasional yang tidak ada hingga kehilangan motivasi diri.
“Ke depan memang banyak hal yang perlu menjadi PR bagaimana ke depan bisa lebih baik dalam hal pembinaan prestasi. Terutama bagaimana proses program kerja jangka pendek dan jangka menengah,” ujarnya
Salah satu yang disoroti adalah ke depan bagaimana FORKI kabupaten/kota bekerjasama dengan berbagai sekolah melalui Dinas Pendidikan bagaimana pembinaan karate ini bisa berjalan dilevel sekolah. Tak kalah penting bagaimana pola pembinaan berjenjang hingga pembentukan talent scouting dan bagaimana Sumsel ke depan bisa menjadi tuan rumah kejuaraan berskala nasional untuk meningkatkan motivasi atlet.
“Dan di bidang perwasitan dan pelatih bagaimana ke depan kita menggelar sertifikasi dari level Pratama hingga utama,” harapnya.
Pada Rapim tersebut banyak berbagai usulan dan pendapat yang bermuara pada percepatan pembinaan prestasi karate Sumsel ke depannya.
Pertama mulai dari pelaksanaan Training Center Mandiri bisa digelar dengan menggandeng stakeholder. Silaturahim dengan Perguruan yang intens setidaknya setiap bulan satu perguruan.