PALEMBANG – Porang merupakan tanaman umbi umbian yang mampu meningkatkan pendapatan petani di Sumatera Selatan karena tanaman ini merupakan tanaman sela yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi.
“Gubernur sudah menganjurkan, seperti petani karet untuk menanam Porang di sela sela tanaman pohon. Karena harga Porang cukup mahal meskipun masa panennya cukup lama. Yakni idealnya ketika berumur 2 tahun” jelas Kabid Pengelolahan Pemasaran Hasil Perkebunan P2HP Disbun Sumsel, Rudi Arpian Minggu (06/06/21) saat acara deklarasi Asosiasi Petani Porang Sumsel di Palembang.
Rudi melanjutkan proses penanaman Porang tidak sulit atau membutuhkan biaya yang besar dan lahan luas. Porang ditanam tanpa membutuhkan lahan khusus. “Justru Porang dapat memamfaatkan perkebunan Karet, Sawit atau Kelapa, yang di tanam di selanya, apalagi harga Sawit dan karet flutuaktif. Porang justru membantu pendapatan petani tersebut”
Lanjut Rudi, menamam Porang dapat dilakukan pada dua musim. Jika menggunakan biji, musim hujan merupakan waktu terbaik untuk menanam. Sedangkan, jika pembibitan selain biji, waktu terbaik menanam Porang saat musim kemarau menggunakan jenis Katak.
“Katak itu kecil yang merupakan bagian dari Porang saat berumur 2 bulan. Saat sudah di panen Katak Porang dapat dijadikan sebagai bibit ” jelas Rudi.
Sumsel saat ini di akui Rudi, belum mengeskpor Porang ke 22 negara yang mengimport Porang Indonesia. Sumsel baru mengirimkan Porang ke daerah Pulau Jawa “Seperti Lampung, Madiun. Rencana kedepan untuk produksi lebih banyak dan melakukan ekspor, asosiasi Porang inilah yang kita harapkan” jelasnya.
Ketua Asosiasi Petani Porang Sumsel, Rabik S.E mengungkap Sumsel memiliki peluang yang besar untuk pertanian Porang. Pihaknya berupaya agar Porang Sumsel mendapat perhatian dari pemerintah pusat menyusul dua tahun terakhir ini tanaman tersebut ditetapkan tanaman prioritas nasional.
“Asosiasi petani ini dikumpulkan agar negara bisa hadir disini, untuk membantu petani Porang lainnya dalam rangka meningkatkan perekonomian Sumsel” ungkap Rabik yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Muba, Senin (07/06/2021).
Menurut Rabik, Sumsel saat ini baru memiliki 100 Hektare (H) luas tanaman Porang yang tersebar di seluruh sumsel. Pemerintah berjanji memberikan bantuan petani porang jika luas sudah mencapai 1000 H.
Dari luas 100 H itu, lanjut Rabik, Petani Porang yang tergabung dalam asosiasi berjumlah 35 orang “Kita harapkan setelah deklarasi asosiasi ini, jumlah petani porang bertambah. Sehingga luas tanaman Porang dapat tercapai 1000 H” imbuhnya.
Karena Harga Porang yang tinggi Rabik optimis akan banyak petani di Sumsel memanfaatkannya sebagai tanaman sela. “Perkilo Porang dapat dijual standarnya 6ribu rupiah, modalnya hanya 2 ribu.” ungkapnya.