HALOPOS.ID – Aksi jual di bursa saham di Amerika Serikat membawa indeks perdagangan utama ke titik terendah sepanjang tahun.
“Transisi pasar jelas terjadi dengan sangat cepat, karena cemas atas risiko inflasi dan agresivitas The Fed,” kata Quincy Krosby dari LPL Financial dikutip dari media. “Jika Anda lihat, yield surat utang naik ke level yang tidak pernah tersentuh bertahun-tahun. Ini mengubah cara pikir pasar, bagaimana caranya The Fed bisa menstabilkan harga tanpa merusak sesuatu.”
Indeks Dow Jones anjlok 486,27 poin atau sekitar 1,62% ke level 29.590,41, S&P 500 merosot 1,72%, sedangkan Nasdaq jatuh 1,8% pada penutupan perdagangan Jumat.
Dow Jones ditutup di level paling rendah tahun ini dan untuk pertama kalinya berada di bawah level 30.000 sejak 17 Juni. Bahkan, Dow Jones sempat bergerak di area bear market yaitu 19,9% lebih rendah dari titik tertinggi dalam perdagangan intraday.
Berada di zona merah dalam 5 pekan dari 6 pekan perdagangan, Dow merosot 4% selama sepekan. S&P dan Nasdaq jatuh 4,65% dan 5,07% minggu ini.
Aksi jual di pasar saham makin ramai setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 75 bps pada Rabu dan mengisyaratkan kenaikan serupa akan diumumkan pada November.
Tekanan juga muncul dari luar negeri. Nilai tukar mata uang Inggris, pound, terhadap dolar AS membukukan level terendah dalam 30 tahun terakhir. Bursa saham Eropa ditutup 2% lebih rendah.
Fenomena ini terjadi setelah pemerintah UK mengumumkan kebijakan pemangkasan pajak besar-besaran yang menimbulkan ketakutan atas inflasi makin ganas.
“Semua ini adalah kekacauan makro ekonomi global yang coba dipahami oleh pasar,” kata Krosby. (**)