HALOPOS.ID|PALEMBANG – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang menyampaikan sosialisasi untuk mengubah mindset atau cara berpikir masyarakat untuk mencegah banjir, melalui edukasi dan sosialisasi. Memberikan informasi terkait peraturan dan menggugah masyarakat sehingga lebih bisa berperan aktif menjaga ruang air seperti saluran sungai dan rawa di lingkungannya. Saluran adalah fasilitas umum, tidak boleh ditimbun atau dikuasai perorangan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang Ahmad Bastari, yang di wakili oleh Kepala Bidang SDA IL RA Marlina Sylvia saat Pembukaan sosialisasi terkait pengendalian banjir di Palembang yang di gelar di Kantor Walikota Ruang Parameswara Setda Kota Palembang, Rabu (15/3/2023).
“Sosialisasi kali ini bertujuan untuk menumbuhkan peran serta masyarakat dalam mengatasi dan menanggulangi masalah banjir di Kota Palembang,” ujarnya.
Marlina juga mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki team sosialisasi dan team monitoring evaluasi untuk turun ke masyarakat untuk melakukan komunikasi langsung kepada masyarakat.
“Team monitoring dan evaluasi ini akan turun bersama masyarakat untuk survey dan mendeteksi/investigasi lokasi banjir/genangan yang di laporkan untuk mencari hilirnya sehingga dapat diketahui apa akar dari permasalahan ini, karena biasanya yang lebih tau kondisi lapangan itu kan masyarakat setempat” jelasnya.
“Setelah melakukan deteksi nanti akan terlihat apa yang menjadi titik permasalahanya, apakah itu datang dari masalah teknis atau masalah sosial. Apabila ada masalah sosial seperti ada bangunan yg menghadang aliran air maka kami menurunkan team sosialisasi,” tambahnya.
Marlina juga menuturkan bahwa team sosialisasi ini turun tidak bisa sendirian harus didampingi oleh masyarakat.
“Ketika team sosialisasi ini tidak didampingi maka mereka akan pindah ke lokasi lain yang masyarakatnya lebih peduli dan aktif karena satu team itu memegang banyak lokasi dari beberapa Kecamatan dan Kelurahan” paparnya.
Team evaluasi ini bekerja lebih ke teknis sedangkan team sosialisasi akan lebih ke pendekatan sosial. Akan terlihat ada bounding antara pemerintah dan masyarakat setempat melalui team sosialisasi”.
Dari hasil kedua tim ini, kami akan menyusun skala prioritas kegiatan. Untuk tindakan jangka pendek kami menurunkan tim OP dengan pembersihan dan perbaikan kontruksi ringan. Apabila dibutuhkan kontruksi berat, makan kami akan melakukan perencanaan yang lebih detail dan komprehensif untuk program jangka menengah dan jangka panjang. Pemerintah tidak bekerja secara sporadis tapi terencana, terintegrasi dan berkelanjutan,” pungkasnya.