Dewan Akan Panggil PT Waskita

Anggota Komisi IV DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) Nopianto
Anggota Komisi IV DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) Nopianto

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Ruas jalan tol Kayu Agung-Palembang menjadi sorotan publik belakangan ini. Soalnya kondisi aspal di jalan tol Kayu Agung-Palembang ternyata banyak yang berlubang.

Parahnya lagi, kondisi tersebut sampai membuat sejumlah mobil mengalami ban bocor hingga pecah ban ketika melintas.

Terakhir seorang mahasiswi, Febi Khairunnisa (21), tewas setelah mobil yang dikendarainya mengalami kecelakaan karena menghindari lubang di ruas Tol Palembang-Lampung Km 362 (Tol Palembang-Kayu Agung). Sebelum korban tewas, warga sudah banyak mengeluhkan kondisi jalan tol yang banyak lubang

Anggota Komisi IV DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) H. Nopianto mengaku Komisi IV , berencana Kamis (13/1/2022) akan memanggil Direksi PT  Waskita terkait jalan tol tersebut yang mengakibatkan  terjadi  kecelakaan hingga korban jiwa.

“Ini yang harus kita gali dari pihak pengelola dalam hal ini Waskita , termasuk mencarikan alternatif solusinya bagaimana sehingga jalan tol  itu tidak lagi terjadi lagi seperti yang sekarang , tidak berhenti dilakukan perbaikan , perbaikan ini sekali lagi mengganggu arus lalu lintas  yang digunakan oleh masyarakat yang melalui jalan itu,” katanya, Selasa (11/1/2022)

Nopian melihat jalan tol pada hakekatnya  adalah jalan bebas hambatan dan pengguna jalan tol itu berbayar.

“Mestinya masyarakat  yang melalui jalan tol tersebut dengan kondisi masyarakat sudah membayar tentunya harus mendapatkan pelayanan yang terbaik,” katanya.

Selain itu jalan tol itu menurut politisi Partai Nasdem ini, selain bebas hambatan mestinya memang jalan tol ini menurutnya harus lebih baik dari jalan  biasa seperti jalan negara atau jalan provinsi.

“Kalau kita lihat kondisi objektif , kondisi ruas jalan tol terutama  dari Palembang menuju batas Lampung, saya kira perlu di pertanyakan, apakah ini kondisi jalan tol seperti di harapkan masyarakat dimana masyarakat sudah membayar untuk melewati jalan ini, dan ini khan sesuatu yang naip menurut saya,”katanya.

Persoalannya menurutnya sepanjang mulai dibangun jalan tol ruas Palembang-Lampung itu tidak pernah berhenti dilakukan perbaikan-perbaikan.

“Pada saat dilakukan perbaikan –perbaikan  terus  menerus dari proses pembangunan sampai sekarang mengakibatkan mengganggu aktivitas masyarakat yang melalui jalan itu , banyak sekali di pasang rambu-rambu, apalagi kalau malam, malam ini khan dalam posisi yang membahayakan , karena pengguna jalan berpikirnya  ketika masuk ruas jalan tol  pasti dengan kecepatan yang tinggi, karena jalan ini khan jalan bebas hambatan,” katanya.

Ketika menggunakan jalan menggunakan jalan tol ini dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba ada lobang, ada rambu-rambu, ada perbaikan ini menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan di situ.

“Kita mempertanyakan kepada pengelola jalan tol itu, Waskita , bagaimana kondisi jalan tol yang seperti ini yang masyarakat di pungut juga untuk melalui jalan itu , ini khan berbanding terbalik disatu sisi masyarakat sudah mengeluarkan biaya untuk melewati jalan ini dan disisi lain masyarakat tidak bisa menikmati kondisi yang baik  terkait dengan jalan tol itu,” katanya.

Menurutnya, jika dikatakan salah perencanaan di Jalan Tol Palembang –Lampung, dia menduga  kemungkinan ada karena  jika dilihat jalan tol diluar jalan tol Palembang-Lampung seperti jalan Tol di Pulau Jawa yang kondisinya baik, menurutnya  Jalan Tol Palembang- Lampung di patut dipertanyakan apakah ada kesalahan dengan perencanaan atau ada mis dalam konstruksinya.

“Memang  yang riil kondisi dari Palembang  sampai batas Lampung itu khan  secara jujur itu daerah rawa, apakah terjadi penurunan konstruksi sehingga menyebabkan jalan itu dengan tonase kendaraan luar biasa  beratnya yang tiap hari lalu lalang di situ menyebabkan  jalan itu turun, karena kondisi awal jalan itu memang rawa, mestinya ada perhitungan secara khusus  dari pihak pengelola pada saat pembuatan jalan itu, apakah memang memungkinkan dilakukan konstruksinya dilakukan penimbunan  atau memakai sistim jembatan seperti batas Palembang ke Lampung , supaya kondisi jalan bisa maksimal dilalui masyarakat , tahan lama dan efektif ,” katanya.

Apalagi dia melihat Jalan Tol Palembang- Lampung tidak pernah berhenti dilakukan perbaikan. (MS)

Editor: Herwan.