Debat Terakhir, Ketiga Paslon Wako dan Wawako Palembang Pertajam Visi Misi

Ketiga pasangan Cawako-Cawawako Palembang mengikuti Debat Publik Terakhir, Rabu (20/11/2024).
Ketiga pasangan Cawako-Cawawako Palembang mengikuti Debat Publik Terakhir, Rabu (20/11/2024).

HALOPOS.ID|PALEMBANG, – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palembang kembali menggelar Debat Publik Terakhir Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota (Cawako-Cawawako) pada Pilkada Kota Palembang 2024, di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Rabu (20/11/2024) malam.

Ketua KPU kota Palembang Syawaludin berharap, dengan debat pamungkas ini, semua kandidat bisa mempertajam visi misi dan program kerjanya yang akan disampaikan ke masyarakat.

“Semoga visi dan misi masing-masing pasangan calon bisa tersampaikan dengan baik, dan pelaksanaan debat berjalan dengan lancar dan aman sehingga KPU Kota Palembang dapat menjadi contoh pelaksanaan Pilkada Serentak tahun ini,” katanya.

Sementara itu, pasangan Cawako-Cawawako Palembang, nomor urut 01, Fitrianti Agustinda-Nandriani Octarina, dihadapan panelis menyampaikan visi misinya menuju Palembang Musi 2024 dan jika dipercaya oleh masyarakat Palembang, untuk memimpin lima tahun mendatang, akan langsung tancap gas bekerja cepat dan tuntas.

Diantaranya merevitalisasi bantaran sungai Musi sepanjang lima kilometer, mengembangkan budaya Sriwijaya sebagai produk wisata budaya bernilai internasional.

Mengoptimalisasikan mutu pendidikan formal dan informal, meningkatkan kualitas infrastruktur jalan, fasilitas umum, fasilitas sosial, menerapkan regulasi kondusif guna menarik investasi, membangun pusat logistik yang dikelola oleh BUMD bekerja sama dengan BUMN dan swasta.

“Membangun bisnis center yang berbasis teknologi digital, merevitalisasi pasar tradisional menjadi pasar modern sebagai pusat perdagangan komoditas pertanian dan pangan,” kata Fitrianti.

Pasangan Cawako-Cawawako nomor urut 02, Ratu Dewa-Prima Salam (RDPS) menyampaikan, dengan membawa semangat keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat Kota Palembang, pasangan RDPS menegaskan komitmennya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat Kota Palembang.

Ratu Dewa menyebut sejumlah kisah nyata masyarakat yang ia temui selama masa pengabdian. Ia menyoroti kisah Roni Febriansyah, remaja 19 tahun yang harus berhenti sekolah karena menderita kanker mulut akibat keterlambatan penanganan medis, Arya, anak 12 tahun yang bekerja keras berjualan tisu hingga larut malam, serta Iki, anak 11 tahun yang harus menghidupi tiga adiknya dengan berjualan di jalanan. Tak hanya itu, ia juga menceritakan Muhammad Rafi, seorang penghafal Alquran 30 juz yang hampir putus sekolah karena ketidakmampuan orang tuanya, serta almarhum seorang tukang becak yang pingsan karena kelaparan.

“Cerita mereka adalah gambaran nyata tentang ketidakadilan yang masih terjadi di kota ini. Mereka semua memberikan harapan kepada saya, dan harapan itu menjadi tanggung jawab besar untuk diwujudkan,” kata Ratu Dewa.

Ratu Dewa mengungkapkan keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang selama masa jabatannya sebagai Penjabat (Pj) Walikota selama kurang dari sembilan bulan. Salah satunya adalah pencapaian Universal Health Coverage (UHC) sebesar 103,7%, memastikan seluruh penduduk terlindungi asuransi kesehatan.

Sebagai penutup, Ratu Dewa mengajak masyarakat untuk bersatu mewujudkan Palembang yang lebih adil, sejahtera, dan berdaya saing. “Hari kemarin adalah sejarah, hari ini milik kita. Bersama-sama, kita bangun masa depan Palembang yang lebih baik,” pungkasnya.

Sedangkan, pasangan Cawako-Cawawako nomor urut 03, Yudha Pratomo-Baharuddin menyoroti, berbagai permasalahan mendesak yang dihadapi kota, mulai dari banjir hingga pengelolaan tata ruang yang buruk, sembari menawarkan solusi konkret untuk mewujudkan Palembang sebagai kota yang berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.

Ia mengkritik pengelolaan tata ruang yang dianggap serampangan, termasuk izin pembangunan di lahan yang tidak sesuai peruntukannya. “Banjir adalah masalah integritas dan kompetensi. Kota Palembang hingga saat ini tidak memiliki rencana induk ketahanan banjir, sehingga tidak ada langkah strategis yang komprehensif,” kata Yudha.

Karenanya, Yudha-Bahar berkomitmen untuk menangani banjir dengan memanfaatkan jaringan yang ia miliki, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga menyebut perlunya perencanaan berbasis data untuk mencegah banjir serta memperbaiki sistem drainase kota secara menyeluruh. (AD)