JAKARTA – Pemerintah memastikan bantuan kuota untuk pelajar akan mulai dicairkan pada September mendatang. Penyaluran bantuan kuota ini mengedepankan keterisian data.
Pemerintah akan melanjutkan proses distribusi tambahan bantuan kuota data internet senilai Rp2,3 triliun bagi 26,8 juta siswa, mahasiswa, guru, dan dosen mulai September 2021.
Bantuan kuota data internet akan kembali disalurkan pada tanggal 11-15 September, 11-15 Oktober, dan 11-15 November 2021, dan berlaku selama 30 hari sejak diterima.
Plt Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbud-Ristek, M Hasan Chabibie, telah menginstruksikan kepada setiap satuan pendidikan untuk memutakhirkan data calon penerima bantuan, khususnya untuk termin 2 (September – Desember 2021).
Berdasarkan data penerima pada termin sebelumnya, telah diperkirakan kisaran jumlah penerima bantuan. PAUD 1,5 juta penerima, SD – SMK 20,5 juta, dosen dan mahasiswa sebanyak 3,2 juta dan guru 1,5 juta penerima.
Bantuan kuota ini untuk mendukung kecakapan literasi pendidik untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), koneksi internet yang memadai, dan dukungan sarana teknologi. Para guru pun dapat memanfaatkan peningkatan literasi atau kecakapan secara digital.
“Misalnya, para pendidik dapat mengakses situs https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/ untuk mendapatkan acuan dan inspirasi skenario pembelajaran daring. Dengan demikian, pemanfaatan bantuan kuota internet dapat lebih optimal,” papar Hasan dalam Dialog Kabar Kamis di Media Center KPCPEN pada Kamis (12/8/2021).
Selama ini pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan PJJ di tengah keterbatasan alat dan akses. Misalnya saja meminta bantuan provider dalam hal penguatan kualitas layanan, menyiapkan program bantuan laptop kepada sekolah, pengadaan perangkat penunjang materi PIK (Pengantar Instalasi Komputer), dan mendorong kolaborasi masyarakat, serta alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Guru Diminta Adaptif
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Baik Danang Hidayatullah, mengungkap guru diharapkan dapat bersikap adaptif dan meningkatkan kemampuan diri di tengah masa pandemi. Tantangan mengajar di masa pandemi harus memanfaatkan teknologi di tengah pembatasan aktivitas.
Gubernur Kep. Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, yang bergabung dalam diskusi mengaku pemerintah daerah juga turut andil dalam pelaksanaan PJJ. Misalnya saja guru di wilayahnya mendapatkan pembelajaran dan pelatihan pengajaran secara inovatif dan kreatif secara berkala.
Sedangkan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Jateng, Yuni Astuti, menyatakan dana BOS di sebagian sekolah Jawa Tengah telah digunakan untuk pengadaan telepon genggam yang dipinjamkan kepada murid yang membutuhkan.
Selain itu beasiswa untuk peserta didik miskin yang diberikan kepada 10 ribu anak sebesar Rp 1 juta per tahun, juga diharapkan bisa membantu pengadaan sarana teknologi tersebut, di luar bantuan kuota dari pemerintah.