HALOPOS.ID|PALEMBANG – Kritik keras dinyatakan ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Dr H RM Taufik Husni SH.MH., terhadap blackout (pemadaman listrik) jangan dijadikan agenda tahunan oleh PLN.
Karena banyaknya peralatan elektronik yang rusak akibat pemadaman tersebut dan yang harus bertanggung jawab dalam hal ini Pusat Pengaturan Penyaluran Beban (P3B) di Pekanbaru.
Kalaupun ada peralatan elektronik rusak, menurut Husni, masyarakat bisa meminta ganti rugi dengan WS2JB.
“Karena kita tahu dengan WS2JB. Setiap bulan kita membayar dengan WS2JB. Sehingga mereka juga harus bertanggung jawab atas hal ini,” paparnya siang ini (5/6/2024).
Namun dalam ganti rugi harus mengikuti aturan yang sudah ditentukan sesuai dengan undang-undang.
YLKI juga meminta kejadian ini terakhir blackout. Karena itu dia berharap untuk penyulang listrik dan GI harus benar benar dipelihara intensif dan serius.
“Sampai sekarang yang kita ketahui penyulang yang baru operasional 75 persen dan baru 7 persen distribusi ke konsumen. Jadi masih ada daerah yang blackout,” ungkapnya.
Malah sambung Taufik, malam tadi lebih parah banyak elektronik rusak bahkan air juga mati.
YLKI juga meminta siapkan anggaran dan dana untuk peralatan elektronik yang rusak.
“Jadi WS2JB kita harapkan dapat menganggarkan dana untuk penggantian kerugian alat elektronik yang rusak akibat hal tersebut,” jelasnya.
Begitu juga dengan pusat penyaluran pengaturan beban (P3B) wilayah Sumatera di Pekanbaru Riau, diminta untuk lebih kosentrasi dalam pemeliharaan dan perawatan GI serta penyulang.
“Ini tidak hanya di Sumbagsel. Tetapi sampai ke Aceh. Dampaknya juga banyak terhadap konsumen,” jelasnya.
Mengingat sejauh ini masih kurangnya perawatan dan pemeliharaan.
“Seperti peralatan di Bangko sudah usang, tidak dipelihara. GI Lahat jugo sudah usang. Jadi ke depan dengan pemeliharaan rutin, kita harapkan tidak ada lagi blackout yang terjadi,” pungkas Taufik. (NT)