HALOPOS.ID|PALEMBANG – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan menyebut cukup banyak jalan nasional dalam kota yang rusak di Palembang. Tak hanya akibat genangan air imbas hujan yang turun, tapi juga tetesan air dari Stasiun LRT Sumsel.
“Kerusakan jalan paling parah juga ada beberapa di Jalan Kolonel H Barlian, salah satunya akibat cucuran LRT Sumsel jadi penyebab salah satunya (jalan nasional rusak),” ujar Kepala BBPJN Sumsel, Hardy Siahaan, Kamis (12/7/2024).
Hardy juga menyebut saluran yang ada di bawah perlintasan LRT membuat kondisi jalan cepat rusak. Hal itu disebutnya imbas dari pembangunan LRT Sumsel sebelum dioperasionalkan pada 2018 yang lalu.
“Kemudian ada saluran di bawah yang mungkin pada saat pembangunan LRT ada yang bocor sehingga airnya terus merembes,” katanya.
Dari pantauan, sejumlah jalan nasional dan Provinsi Sumsel di bawah Stasiun LRT Sumsel terlihat alami kerusakan. Namun, beberapa titik sudah dilakukan penampalan. Tak hanya di bawah stasiun, beberapa titik jalan di samping tiang LRT Sumsel juga alami kerusakan.
Selain di Jalan Kolonel H Barlian, Hardy juga menyebut kondisi jalan rusak parah di dalam Kota Palembang. Di antaranya di Jalan Sudirman, Jalan RE Martadinata, Jalan Abdul Rozak dan seluruh jalan protokol yang menjadi tanggung jawab BBPJN.
“Di depan Sekolah Kusuma Bangsa rusak karena tempat itu lokasi banjir,” katanya.
Hardy menyebut, BBPJN tak melakukan pekerjaan besar pada tahun ini. Anggaran yang disiapkan hanya melaksanakan pemeliharaan, penananganan jalan berlubang dan penataan pada 2024 ini.
“Kita tetap melakukan penataan, perbaikan, penanganan jalan nasional kurang lebih 60 Km di wilayah Kota Palembang. Memang cuaca juga memengaruhi, tapi kita upayakan lubang-lubang segera ditutup. Memang tidak ada pekerjaan dan program besar tapi pekerjaan rutin tetap kita laksanakan,” katanya.
Selain jalan, pihaknya juga akan melakukan pembersihan saluran yang ada di jalan nasional. Hal itu untuk mengantisipasi banjir dan genangan yang ada di tiap-tiap jalan.
Dia mengklaim, kemantapan jalan nasional sudah mencapai 98-an%. Hanya tersisa 1%-an penanganan jalan yang tidak mantap. Kemantapan jalan itu akan diupayakan meningkat seiring dengan pekerjaan dan pemeliharaan jalan yang akan dilakukan.
“Kita masih menunggu anggaran DIPA. Kita-kira Agustus anggaran dari pusat turun yang seharusnya Juni kemarin, kalau turun September bisa mulai. Salah satunya untuk pembangunan jalan di lokasi IPAL,” katanya.
Ia menyebut, usulan perbaikan jalan tidak lebih dari Rp 6 miliar untuk pekerjaan rutin. Sementara untuk Inpres jalan daerah mencapai Rp 30 miliar.
“Hampir semua jalan protokol jadi prioritas. Untuk jalan IPAL ada paket khusus Inpres jalan daerah, pelaksanaannya menunggu DIPA turun kemudian dikerjakan,” katanya.
Katanya, ruas terdampak IPAL hanya 6 ruas dari total 10 ruas yang dianggarkan untuk dikerjakan melalui dana Inpres jalan daerah. (AD)