Batu Bara Dorong Ekonomi Sumsel Tumbuh 7,34 Persen

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Bank Indonesia Sumatra Selatan (BI Sumsel) mencatat pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2021 berada di angka 3,93 persen, atau melambat dibandingkan Triwulan sebelumnya sebsar 5,71 persen. Kendati mengalami penurunan persentase, ekonomi Sumsel dianggap masih stabil bahkan tumbuh positif.

“Hal ini didorong faktor peningkatan produksi batu bara yang dijual ke Tiongkok, dan permintaan global hingga 7,34 persen,” ujar Kepala BI Sumsel, Hari Widodo, Rabu (24/11/2021).

Persentase pertumbuhan ekonomi yang lebih lamban ketimbang Triwulan II, dipengaruhi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia dan penyebaran varian Delta COVID-19.

“Tapi kami optimis ekonomi kita membaik di 2022,” kata dia.

Pertumbuhan ekonomi Sumsel tahun depan diprediksi di angka positif 2,66-3,56 persen, dengan target inflasi terkendali yang dipengaruhi harga komoditas. Diikuti ketersediaan pasokan pangan yang cukup serta permintaan pasar memadai.

“Inflasi Sumsel sebelumnya di angka 1,24 persen, dan ke depan ditarget 1,84 persen,” timpalnya.

Secara regional, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada beberapa sektor berada di posisi kedua tertinggi di Pulau Sumatra. Sektor konsumsi rumah tangga dan aktivitas masyarakat yang mulai membaik, turut dibantu pertumbuhan ekspor yang positif.

“Sinyal bahwa ekonomi kita sudah kembali normal dibuktikan dengan kemampuan perbaikan ekonomi makro di tengah pandemi, khusunya di regional Sumsel,” tambah dia.

Persentase ekonomi Sumsel masih dalam zona positif karena akselerasi digital, sehingga transaksi ekonomi tumbuh di angka 65 persen dengan sumbangsih transaksi e-commerce mencapai Rp1,95 triliun.

“QRIS yang kita awalnya hanya menarget 344.444 pengguna, saat ini sudah melebihi 345.944 pengguna,” tandas dia. (RZ)

 

 

Editor: Hendra P