HALOPOS.ID|JAKARTA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menurunkan tim ahli untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung api Semeru pasca erupsi, Sabtu (4/12) lalu.
Saat ini, tim Badan Geologi yang tengah berada di lokasi terdampak bencana melakukan pengambilan gambar dengan pesawat tanpa awak (drone) untuk mendapatkan gambaran terkini bukaan kawah yang mengarah ke selatan dan tenggara.
“Hingga beberapa hari ke depan kegiatan ini masih kita lakukan, terutama di sekitar bukaan kawah yang ke arah Selatan dan Tenggara. Direncanakan besok atau lusa akan hadir lagi tim dari Badan Geologi untuk membantu kegiatan penelitian,” tutur Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani saat dikutif kementerian esdm, Rabu (8/12/2021)
Andiani mengungkapkan bahwa Badan Geologi akan menerjunkan ahli untuk melakukan pemetaan dan penelitian guna identifikasi awal dalam memperbarui peta KRB Gunung api Semeru.
“Minggu depan diturunkan lagi tim untuk melakukan pemetaan, dalam rangka memperbarui peta KRB. Ini menjadi concern Badan Geologi, sehingga banyak ahli yang akan kami turunkan, mulai dari ahli geologi lingkungan hingga ahli kebencanaan, semua akan diturunkan, sekitar 10-15 orang. Kami akan all out,” imbuh Andiani.
Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman menambahkan, ahli geologi tata lingkungan akan membantu memetakan wilayah mana yang sudah tidak bisa dijadikan tempat tinggal sekaligus memberikan rekomendasi wilayah yang aman untuk dijadikan hunian.
“Tentu akan dipilih wilayah yang aman dan ketersediaan air tanah yang memadai untuk kehidupan ke depannya” papar Ediar.
Sementara itu, dilaporkan pula aktivitas Gunung api Semeru periode Selasa (6/12) pukul 00.00 hingga 23.59 WIB, bahwa terjadi 4 kali Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak 2.800-3.000 meter. Kemudian pada pengamatan hari ini dari pukul 00.00 s.d. 06.00 dilaporkan tidak terjadi APG, namun masih terpantau terjadi getaran-getaran dari permukaan.
Masyarakat juga diingatkan kembali agar menjauhi daerah-daerah yang merupakan aliran APG. Karena masih terdapat potensi erupsi sekunder.
“Akan terus kami ingatkan, mohon agar menjauh paling tidak berjarak radius 1 kilometer (km) dari kawah atau 5 km dari bukaan kawah, menjauhi aliran sungai yang berhulu di puncak gunung, dan juga menghindari daerah yang merupakan daerah landaan APG,” tegasnya.
Andiani juga mengimbau agar peta-peta yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, termasuk peta KRB, benar-benar dijadikan acuan agar masyarakat memahami karakter geologi suatu tempat, karena apa yang digambarkan di dalam peta tersebut merupakan prediksi.
“Apa yang digambarkan di dalam peta geologi itu tidak pernah ingkar janji. Jadi mohon peta-peta yang sudah dikeluarkan Badan Geologi betul-betul dijadikan acuan, karena peta itu bercerita banyak,” pungkas Andiani. (**)