HALOPOS.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memberikan update terbaru mengenai penyebaran varian baru Covid-19, Omicron. Badan PBB itu menyebut bahwa virus ini telah dilaporkan di 57 negara.
Dalam pernyataan resminya, WHO mengkhawatirkan bahwa ini dapat mendorong angka rawat inap di fasilitas kesehatan. Meski, belum ada laporan bahwa infeksi virus ini menimbulkan gejala yang parah.
“Bahkan jika tingkat keparahannya sama atau bahkan berpotensi lebih rendah daripada varian Delta, ddiyakini rawat inap akan meningkat jika lebih banyak orang terinfeksi dan akan ada jeda waktu antara peningkatan insiden kasus serta peningkatan kasus kematian,” ujar lembaga kesehatan global itu dikutip Straits Times, Kamis (9/12/2021).
WHO sendiri menegaskan bahwa sejauh ini penelitiannya mengenai Omicron berkesimpulan bahwa mutasi yang ada pada varian Omicron dapat mengurangi aktivitas penetralan antibodi. Ini berarti kekebalan alami manusia juga akan ikut berpengaruh.
“Ada kebutuhan lebih banyak data untuk menilai apakah mutasi yang ada pada varian Omicron dapat mengakibatkan berkurangnya perlindungan dari kekebalan yang diturunkan dari vaksin dan data tentang efektivitas vaksin, termasuk penggunaan dosis vaksinasi tambahan,” tambahnya.
Pada 26 November, WHO mengklasifikasikan varian Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika selatan, sebagai “variant of concern” atau varian yang mengkhawatirkan. Varian ini merupakan varian kelima yang memiliki sebutan seperti itu. Badan itu menyebut bahwa penyebaran virus ini kemungkinan besar didalangi oleh tingkat vaksinasi yang rendah
“Jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan di Afrika Selatan berlipat ganda dalam seminggu hingga 5 Desember, menjadi lebih dari 62.000 dan peningkatan sangat besar telah terlihat di Eswatini, Zimbabwe, Mozambik, Namibia dan Lesotho,” sebut WHO lagi. (**)