PALEMBANG – Jelang puncak kemarau pada Agustus dan September 2021, kondisi titik api semakin meningkat di Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan, sudah ada beberapa titik api besar yang terlihat.
Untuk mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, rencananya akan kembali mengajukan pinjaman empat Heli Water Boombing (Pengebom Air) kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hal ini disampaikan Gubernur Sumsel, Herman Deru. Kata Deru, penambahan ini diajukan guna mengoptimalkan operasi pemadaman titik api.
“Kita mengajukan lagi empat Heli BNPB agar operasi pemadaman api semakin optimal. Apalagi laporan dari tim satgas Karhutla seperti titik api sudah mulai banyak,” kata Deru, Senin (2/8/2021).
Lanjut dia, saat ini Pemprov Sumsel ada tujuh helikopter yang berpatroli, dikhususkan memantau Karhutla. Lima di antaranya, merupakan helikopter water boombing dengan kapasitas 4.000-5.000 liter air sekali terbang.
“Sumsel sudah siap untuk menghadapi Karhutla. Kita sudah menetapkan status siaga Karhutla sejak Februari 2021 dan telah menganggarkan Rp30 miliar untuk penanganannya,” katanya.
Sejauh ini, ditambahkan Deru, ada tiga daerah yang difokuskan untuk mengantisipasi Karhutla, yakni Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir dan Banyuasin.
“Jika ke depan kondisi karhutla semakin membesar atau bahkan sampai masuk level bencana, kita siap lakukan refocusing anggaran untuk membantu penanganan Karhutla di Sumsel,” ungkapnya.