HALOPOS.ID|PALEMBANG – Pengambilan alih kepemilikan saham atau akuisisi Sriwijaya FC (SFC) ternyata belum mendapati hasil akhir. Bahkan pertemuan antara manajemen dan Bomba Grup belum menemukan titik akhir.
“Kami mendapatkan kabar dari Pak Faisal jika belum ada keputusan (akuisisi) dan pertemuan di SCBD Tower Jakarta belum finalisasi,” ujar Ketua Suporter Dirigen Ultras Palembang, Qusoi.
Sekretaris Perusahaan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola SFC, Faisal Mursyid, mengabarkan soal akuisisi kepada para suporter dengan hasil keputusan belum di tahap akhir pengalihan saham kepemilikan.
“Jadi kami dapat kabar kalau mereka baru memaparkan kisi-kisi, berarti itu belum finalisasi. Dari paparan kisi-kisi itu tim bomba group baru menilai,” kata dia.
Menurut Qusoi, pihak Bomba Group mengalami pertimbangan yang berat untuk mengakuisisi SFC. Bahkan dirinya menilai kalau sudah 60 persen Bomba Group berat untuk mengakuisisi.
“Dari berita yang beredar bahwa Bomba Group itu bukan batal, tetapi berat untuk mengakuisisi Sriwijaya FC. Berat itu bisa jadi iya atau gak kedepannya nanti, belum tau,” ungkapnya.
Penyebab dari Bomba Group berat mengakuisisi karena sistem keuangan Sriwijaya FC yang tidak stabil atau kurang sehat sebab saat ini persoalan utama klub adalah masalah hutang yang belum terselesaikan.
“Jadi Iwan Bomba itu belum apa-apa sudah megap-megap dulu. Kalau bicara soal pengusaha tajir itu sudah kewajiban kalau mau akuisisi, tapi mungkin Iwan Bomba sudah pikir panjang, tidak mau rugi namanya juga pengusaha, ada take and give,” jelas dia.
Qusoi melanjutkan, Bomba Grup tidak bisa memiliki lebih dari 65 persen saham. Sebab jika lebih dari persentase tersebut, ada kekhawatiran Sriwijaya FC bukan lagi milik masyarakat Sumsel.
“Yang jelas utang-utang harus dibayar dulu, gaji-gaji pemain, belum lagi ke depan harus menghidupi Sriwijaya FC. Kalau kami lihat di dalam manajemen, uang kas ini ada permasalahan,” terangnya.
Menurut dia, persoalan akuisisi bukanlah sebuah solusi atas permasalahan keuangan yang dialami Sriwijaya FC. Sebab manajemen harus terlebih dahulu menyelesaikan perhitungan audit keuangan.
“Mulai dari dana hibah, sponsor, maupun penjualan tiket. Kalau persoalan sudah selesai, barulah mau diakuisisi atau tidak,” tandas dia. (ZR)
Editor : Herwan.