HALOPOS.ID – Kabar menegangkan datang dari negara tetangga RI, Malaysia dan Filipina. Sejumlah media menulis bahwa milisi Sulu yang berada di Filipina akan melakukan serangan ke wilayah Sabah, Malaysia.
Serangan tersebut pun didukung pejabat dari Filipina. Rencananya akan dilakukan pada Februari mendatang.
Dalam laporan tersebut, dikatakan ada pertemuan rahasia di antara 19 wali kota di Provinsi Sulu. Bahkan akan ada perekrutan 600 pejuang bersenjata dan untuk membentuk ‘Tentara Kerajaan Sulu’ guna menyerang Sabah.
“Pertemuan 1 Desember dilakukan oleh seorang pejabat yang dipilih secara lokal di provinsi Sulu, yang mengumpulkan 19 wali kota Kepulauan Sulu untuk membahas rencana pembentukan Tentara Kerajaan Sulu dengan target merekrut hingga 600 orang untuk menyerbu Sabah,” ujar pejabat itu, dikutip dari South China Morning Post akhir pekan kemarin.
Sumber pejabat senior pemerintahan Filipina juga menyebut bahwa mata-mata telah dikirim untuk menjelajahi kota-kota pesisir.
Sebenarnya, Kesultanan Sulu memang mengklaim Sabah sebagai wilayahnya. Insiden bahkan sempat terjadi di 2013, di mana sembilan polisi dan tentara Malaysia serta enam warga sipil tewas dalam invasi yang dilakukan milisi Sulu mengepung wilayah Lahat Datu, yang diperebutkan.
Menelisik ke belakang, Sabah sebelumnya sempat diklaim merupakan milik Filipina melalui sejarah Kesultanan Sulu. Namun Malaysia tetap mendapatkan wilayah itu lantaran menggunakan basis argumen bahwa di tahun 1878 Spanyol telah membeli wilayah itu dari Kesultanan Sulu.
Pada 1888, wilayah itu kemudian resmi menjadi milik Inggris setelah Spanyol melepaskan Sabah dalam Protokol 1885. Saat kemerdekaan Malaysia, wilayah itu diserahkan Inggris menjadi milik Malaysia.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan kepada wartawan bahwa laporan invasi adalah “berita palsu.” Juru bicara militer Filipina di Sulu, Letnan Jerrica Angela Manongdo, mengatakan bahwa laporan media “tidak memiliki dasar.”
“Kami segera menyelidiki masalah ini ketika kami mengetahui laporan berita. Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, tidak ada hal seperti itu,” katanya kepada Arab News.
“Kami tidak tahu apa motif di balik (laporan) itu.”
Manongdo menambahkan bahwa pejabat daerah di Sulu memang telah mengadakan pertemuan awal bulan ini. Tetapi hanya untuk membahas cara memperkuat perbatasan laut nusantara dan tanggap bencana.
“Kepala eksekutif lokal bertanggung jawab atas perekrutan nelayan atau sukarelawan pelaut (untuk) melakukan patroli laut bekerja sama dengan militer di Sulu untuk membantu meningkatkan kontrol perbatasan terhadap teroris dan elemen pelanggar hukum lainnya,” katanya.
Di sisi lain, Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan aparat selalu siap untuk menghadapi ancaman apapun. Termasuk berita bohong dan konspirasi mengenai Sabah.
“PDRM [Polisi Kerajaan Malaysia] menangani masalah ini dengan serius dan akan mengambil tindakan segera untuk meningkatkan kesiap-siagaan di tingkat tertinggi di Sabah untuk menghadapi segala kemungkinan dan ancaman penyusupan,” tegas Sani dikutip Bloomberg.
Ia menambahkan, PDRM memiliki hubungan baik dengan otoritas Filipina. Bahkan kedua negara berbagi informasi intelijen tentang kegiatan apa pun yang dapat mengancam hubungan dekat dan keamanan kedua negara. (**)