Tahun Ini, 50 Juta Dosis Vaksin Corona Zifivax Tiba di RI

JAKARTA – Vaksin Corona atau COVID-19 asal China, Zifivax, telah dinyatakan halal oleh MUI dan mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM. Sebesar 50 juta dosis vaksin Zifivax ditargetkan tiba di RI tahun ini.

“Hari ini kami mendapatkan surat halal dari MUI. Kemarin saya dapat info bahwa pihak Anhui kita sudah menyiapkan 50 juta dosis vaksin untuk tahun ini. Bahkan ada 150 juta dosis vaksin lagi, tapi ini keputusan pemerintah,” Direktur Pemasaran dan Kemitraan PT Jakarta Biopharmaceutical Industry, Chairuddin Yunus, di Jakarta, Sabtu (9/10/2021).

Dia mengatakan pihaknya berkomitmen membantu tercapainya kekebalan komunal masyarakat. Dia juga mengatakan efikasi vaksin Zifivax sangat bagus.

“Karena ini komitmen kami untuk melaksanakan meningkatkan herd immunity. Uji efektivitasnya juga sangat bagus,” ujarnya.

Vaksin ini dinyatakan halal berdasarkan Fatwa MUI Nomor 53 Tahun 2021 tentang produk vaksin COVID-19 dari Anhui, China. Ketua MUI Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam mengatakan vaksin Zifivax sudah melalui beberapa tahapan pemeriksaan.

“Secara internal dilakukan rapat oleh tim auditor dan juga expert meeting. Setelah itu dirumuskan pada aspek teknis hasil dari pemeriksaan oleh tim auditor LPOM MUI disampaikan ke pimpinan MUI melalui Komisi Fatwa di bawah koordinasi kami,” kata Asrorun.

Asrorun menjelaskan tahapan-tahapan pemeriksaan yang dilakukan untuk menetapkan kehalalan vaksin Zifivax, antara lain pemeriksaan dokumen dan kunjungan lapangan.

“Setelah perusahaan mengajukan permohonan sertifikasi dan fatwa MUI, maka sebagaimana mekanisme yang sudah ditetapkan di MUI, dokumen-dokumen untuk kepentingan pemfatwaan diverifikasi oleh tim dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan,” jelas Asrorun.

“Baik pemeriksaan berbasis dokumen maupun pemeriksaan berbasis kunjungan lapangan, audit langsung dengan visitasi yang dilakukan oleh tim auditor,” sambungnya.

Kepala BPOM Penny K Lukito juga sebelumnya mengumumkan pemberian izin penggunaan darurat (EUA) kepada vaksin Zifivax. Izin BPOM diberikan setelah dilakukan pengkajian intensif bersama Tim Komite Nasional Penilaian Khusus Vaksin COVID-19 dan ITAGI terkait keamanan, efikasi, dan mutu vaksin.

“Penilaian terhadap data mutu vaksin juga telah dilakukan mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional, dilakukan juga penilaian terhadap aspek cara pembuatan obat yang baik GMP-nya atau CPOB terhadap fasilitas produksi di negara asalnya,” kata Penny dalam konpers secara virtual, Kamis (7/10).

Vaksin Zifivax menggunakan platform rekombinan protein sub-unit. Platform vaksin tersebut diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikkan ke tubuh manusia.

Update Lengkap Kasus COVID-19 di RI 9 Oktober, 15 Daerah Nihil Kematian
Vaksin Zifivax dapat disimpan pada kondisi suhu khusus 2-8 derajat Celsius dan dinilai cocok untuk Indonesia sebagai negara tropis. Penyuntikan vaksin diberikan sebanyak tiga kali dengan interval 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya. Dosis vaksin yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL).

Hasil uji klinik fase 1, 2, dan 3 menyatakan efikasi Vaksin Zifivax mencapai 81,71 persen, dihitung 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap. Efikasi Vaksin Zifivax juga mencapai 81,4 persen, bila dihitung 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Berdasarkan analisis pada beberapa rentang usia, efikasi vaksin ini pada usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen dan untuk kelompok lansia usia 60 tahun ke atas sebesar 87,58 persen.

Editor: Hendra P