HALOPOS.ID|JEMBER – Pemerintah Kabupaten Jember menyediakan 11.000 dosis vaksin untuk mengatasi kasus campak yang dialami oleh anak-anak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, ada sebanyak 148 kasus terduga campak telah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Dari jumlah tersebut, 40 kasus dinyatakan positif campak berdasarkan hasil uji sampel yang dikirimkan ke BBLK.
Kasus campak terbanyak tercatat di Kecamatan Ajung. Dari 148 kasus suspek, sekitar 50% belum pernah mendapat imunisasi MR sama sekali, sedangkan 35% hanya mendapat imunisasi tidak lengkap.
Sisanya adalah dewasa yang tidak memiliki riwayat imunisasi jelas.
Rentang usia penderita campak di Jember terbanyak berada pada kelompok 1–5 tahun. Beberapa pasien mengalami perawatan di puskesmas dengan fokus pada rehidrasi dan pemenuhan asupan gizi untuk mencegah komplikasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jember, dr Rita Wahyuningsih mengatakan tingginya kasus campak ini erat kaitannya dengan capaian imunisasi yang belum optimal.
“Ada anak yang seharusnya mendapat tiga kali imunisasi, tetapi hanya sekali. Ada juga yang seharusnya mendapat 10 jenis vaksin dalam setahun, tapi hanya dua atau tiga,” jelasnya.
Kondisi ini membuat kekebalan kelompok (herd immunity) sulit tercapai.
Rita menegaskan, masalah vaksinasi bukan soal ketersediaan, melainkan tantangan di lapangan. Diantaranya pengaruh lingkungan sosial – Banyak warga mencontoh keputusan orang lain yang tidak mengimunisasi anaknya.
Kemudian, campur tangan keluarga – Keputusan imunisasi sering dipengaruhi kepala keluarga atau tokoh masyarakat.
Selain itu juga informasi menyesatkan – Masyarakat lebih banyak terpapar informasi dari media sosial yang belum tentu benar dibandingkan edukasi dari tenaga kesehatan.
“Orang lebih percaya berita di media sosial daripada petugas kesehatan. Padahal tidak semua informasi itu benar,” tegas Rita.
Selain itu, kekhawatiran soal efek samping vaksin juga menjadi alasan sebagian orang enggan melakukan imunisasi. Namun Rita menekankan bahwa setiap tindakan medis maupun konsumsi makanan sekalipun memiliki efek samping.
“Dengan edukasi dan pemahaman yang baik, rasa takut itu bisa diatasi,” ujarnya.
Menanggapi kondisi ini, Bupati Jember Muhammad Fawait telah menyiapkan 11.000 dosis vaksin campak.
Pelaksanaannya akan dilakukan dengan strategi imunisasi rutin dan imunisasi kejar.
Rita menilai bahwa Jember masih membutuhkan role model dari tokoh masyarakat untuk mendukung imunisasi.
“Kalau hanya tenaga kesehatan yang menyampaikan, masyarakat menganggap biasa saja. Tapi kalau tokoh masyarakat yang memberi contoh, akan lebih mudah diterima,” ujarnya.
Dengan dukungan lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, PKK, camat, hingga TNI-Polri, pemerintah berharap capaian imunisasi di Jember bisa lebih merata sehingga kekebalan kelompok terhadap campak segera terbentuk.