HALOPOS.ID|PALEMBANG – Jumlah gembel dan pengemis di kota Palembang hingga pertengahan bulan ramadhan terus mengalami peningkatan.
Kabid Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang Serly Panggarbesi mengatakan, perpindahan dan masuknya masyarakat mariginal atau ekonomi kebawah dari luar Kota Palembang menjadi penyebab utama.
Peningkatan sendiri mencapai 30 persen dengan usia balita hingga manula.
Gembel dan pengemis ini berperan menjadi manusia gerobak dan karung yang banyak ditemui dipinggiran jalan protokol Kota Palembang.
“Meningkat dan mereka berperan menjadi manusia gerobak maupun karung. Mereka berdiri dipinggir jalan protocol. Yang mereka harapkan sedekah dari masyarakat,” jelasnya, Rabu (20/03/2024).
Serly juga mengatakan saat ini pihaknya kesulitan untuk menyerahkan mereka ke panti sosial, dikarenakan kondisi panti yang sudah penuh.
Selain penuh, syarat masih memiliki keluarga menjadi penyebab gembel dan pengemis ditolak panti.
Sementara itu pengamat Sosial Sumatera Selatan Alfitri mengatakan, penangan masalah gembel dan pengemis ini sangat membutuhkan upaya aktif pemerintah.
Menurutnya sering kali anggaran menjadi penyebab pemerintah seakan lepas tanggung jawab.
“ Terkadang karena anggaran, mereka jadi seakan lepas tanggung jawab,” ungkapnya.
Alfitri berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat mengambil langkah serius, seperti menggandeng pihak ke tiga dalam mengatasi masalah anggaran.
“ Negara berkembang dan maju lainnya mereka menggandeng pihak ke tiga. Ini harus berani dilakukan. Lakukan pemetaan dan kolaborasi,” jelasnya.
Ditambahkannya jika aktifitas gembel dan pengemis teroganisir, apalagi yang melibatkan balita cendrung ditunggangi oleh oknum.
Selain pemerintah khususnya Satpol PP, Alfitri mengharapkan ada upaya dari kepolisian dalam menangani kasus ini, sehingga tidak terus berkembang hingga melahirkan aksi kejahatan baru.
“Inikan biasanya ditunggangi atau terorganisir. Apalagi kalau mereka melibatkan balita. Kita minta polisi turun tangan menyelidikinya,” tutupnya. (AND)