SMPN 1 Palembang Merasakan Manfaat Kurikulum Merdeka

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Kebijakan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menarik perhatian dan menyedot dukungan berbagai pihak. Salah satu pihak yang paling merasakan manfaatnya adalah guru dan kepala sekolah.

Mereka adalah Kepala SMP Negeri 1 Palembang,Hj. Hastia, S.Pd., M.S.i melalui Nurjanah M.Pd selaku wakil kurikulum,yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolahnya. Sebagai kepala sekolah, Hastia merasakan dampak dari implementasi Kurikulum Merdeka. Nampak dari proses pembelajaran di sekolah di mana pembelajaran terasa lebih bermakna, terpusat dan berpihak pada siswa.

“(Kami) tidak aneh lagi dalam suatu pelajaran melihat siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi sesuatu yang mereka ketahui kemudian menyampaikan dalam presentasi, berbagi dengan teman-temannya. Lalu, guru-guru dapat melakukan asesmen diagnostik, mereka juga berkolaborasi dengan guru yang lain untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh seorang anak,” ungkap Nurjanah

Dikataknnya bahwa dikurikulum merdeka ini terbagi Struktur kurikulum menjadi 2 (dua), yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh lima persen) total JP per tahun.

“Jadi di kelas 7 pada kurikulum merdeka mereka setelah mata pelajaran intrakurikuler ada enam jam tiap hari, setelah jam istirahat penerapan projek, ini melalui proses juga ada menjadi koordinator projek apa yang disepakati mengenai projek dikelas 7 untuk tahun pelajaran ini,”jelasnya.

Untuk SMPN 1 mengambil sesuai dengan yang diperlukan untuk siswa. “Kita pertama mengambil tentang kearipan lokal mengenai pakaian tradisional dari pakaian tradisional ini kita berharap dari prodak yang dikerjakan siswa berupa gandik dan tanjak itu lagi proses pembuatannya dan sudah berjalan satu minggu siswa belajar,”ujarnya

Menurut Nurjanah, adanya kurikulum merdeka ini guru semakin intens untuk melakukan pelatihan di sekolah (in-house training), kadang berdiskusi di luar in-house training, menentukan langkah-langkah apa saja yang harus mereka persiapkan untuk diterapkan nanti di dalam kelas,” terangnya.

“Untuk di SMP penerapan Kurikulum merdeka ini hanya di kelas 7 ssedangkan kelas 8 dan 9 masih menggunakan kurikulum 2013, kita memilih kurikulum merdeka kedua yakni merdeka berubah,”

Karena ini merupakan kurikulum baru tentu ada nilai plus dan minusnya dirinya belum berani mengatakannya semua masih dalam tahap proses, tetapi tanggapan dari guru – guru dam siswa positip.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 5 Palembang Nursiah Lelawati mengatakan kebijakan Pemerintah yang meluncurkan kurikulum merdeka memberi energi positif dan dukungan yang hebat dari berbagai pihak.

“Saya selaku guru/ kepala sekolah sangat merasakan manfaatnya. Mengapa demikian kepala sekolah dan guru bersinergi untuk menjawab tantangan pendidikan,”ujarnya

Menurutnya selama ini guru yang kurang kreatif dan semangat untuk berubah dan mengembangkan diri terutama di bidang IT menjadi melek karena harus menjawab tantangan pendidikan.

Begitu juga kata Nursiah, Kepala sekolah harus pandai berstrategi agar guru mau berubah.

Kebetulan sekolah saya menerapkan kurikulum merdeka mandiri berubah. “Alhamdulillah para guru dengan dipaksa mau diajak berubah untuk belajar memanfaatkan aplikasi platform merdeka mengajar. Guru bisa belajar mandiri untuk pengembangan dirinya,”tegasnya.

Oleh karena itu kata Nursiah, Guru akan mengajar dengan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sehingga tujuan pendidikan untuk membentuk badan menghasil profil pelajar Pancasila akan terwujud (Hasan Basri)

Editor : Herwan