HALOPOS.ID|PALEMBANG, -Universitas Sriwijaya (Unsri) gelar kegiatan Kuliah umum dan bedah buku Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 kepada mahasiswa Universitas Sriwijaya, bertempat di Graha Unsri Bukit Besar Palembang, Kamis (26/1/2023).
Di tempat yang sama Wakil Gubernur Sumsel, H Mawardi Yahya menyambut baik kegiatan Bedah Buku yang diselenggarakan yang bukan hanya bagian dari tugas dan fungsi kampus.
“Kita menyambut baik kegiatan ini, Perjuangan demokrasi dan keyakinan politik yang dilakukan oleh Pak Pius dan Aktivis 98 dapat menjadi penanaman nilai-nilai positif” ujar Mawardi.
Mawardi juga berharap kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan pencerahan untuk itu dirinya mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam melakukan kegiatan ini.
Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof Dr Ir H Anis Sagaff, MSCE. IPU ASEAN Eng menuturkan bahwa dengan sumberdaya manusia yang unggul dan berakhlak mulia diapun mendeklarasikan bahwa Unsri merupakan Universitas yang maju dan jaya.
“Mahasiswa Unsri rata-rata lulus pada 3,5 tahun atau 7 semester sampai 4 semester kalaupun ada tambah waktu tidak lebih dari sembilan semester ini lah yang membuktikan bahwa Unsri adalah Universitas yang maju dan jaya,” tukasnya
Anggota VI BPK RI, Dr Pius Lustrilanang, SIP MSi CFA CSFA Anggota VI Badan Pengawas Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) mengatakan bahwa peran serta mahasiswa dalam menjadi kontrol sosial harus tetap mengingatkan yang memiliki kekuasaan agar tidak lupa dengan rakyat.
“Kekuasaan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada partai politik dan pada lembaga-lembaga tinggi negara, untuk itu harus ada yang mengawasi dan mahasiswalah yang berperan memiliki pungsi kontrol untuk menguasai hal tersebut,” katanya.
Pius juga menuturkan bahwa yang di hadapi mahasiswa zaman dulu lebih sulit dibanding zaman sekarang Karena mahasiswa zaman dulu dihadapkan dengan pemimpin yang otoriter sehingga nyawa bisa terancam.
“kalau mahasiswa sekarang tidak lagi di hadapkan dengan pemimpin yang otoriter namun perbedaanya mahasiswa sekarang masa studinya yang lebih pendek hanya empat sampai lima tahun jadi mahasiswa sekarang belum begitu matang untuk melayani situasi politik namun saya percaya pergerakan mahasiswa masih ada,” ujarnya.
Pius juga menyampaikan bahwa pergerakan mahasiswa zaman dulu dengan zaman sekarang sama saja, hanya saja pergerakan mahasiswa saat ini lebih mudah karena dibantu dengan adanya sosial media.
“Maka mahasiswa harus arif menggunakan sosial media sebagai alat pelengkapan ide-ide dan mempertahankan daya kritis dan kalau sekarang tekanan mahasiswa harus menyelesaikan kuliah secara cepat,” pungkasnya.