Tampil Aktif, Ini Janji Politik Lucianty Jika Terpilih Jadi Bupati

Lucianty - Syafarudin saat menyampaikan visi misinya dalam debat kandidat Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Muba pertama, Kamis (31/10/2024) malam di Gedung Dharma Wanita Sekayu yang diselenggarakan KPU Muba. 
Lucianty - Syafarudin saat menyampaikan visi misinya dalam debat kandidat Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Muba pertama, Kamis (31/10/2024) malam di Gedung Dharma Wanita Sekayu yang diselenggarakan KPU Muba. 

HALOPOS.ID|MUBA – Cabup dan Cawabub Muba nomor urut 01 Lucianty – Syaparudin tampil aktif dan lugas dalam menyampaikan visi misi serta menjawab pertanyaan dari panelis di depan audiens. 

Tak ketinggalan, Lucu juga turut menyampaikan janji politiknya jika dirinya bersama Syaparudin terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Muba periode 2024 – 2029 nanti.

“Kalau kami mendapatkan amanah menjadi Bupati dan Wakil Bupati Muba nantinya kami akan memfasilitasi masyarakat desa dengan membuka lahan tanpa bakar untuk meningkatkan produktifitas lahan agar masyarakat pedesaan penghasilannya bertambah,” tegas Lucianty saat debat kandidat Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Muba pertama, Kamis (31/10/2024) malam di Gedung Dharma Wanita Sekayu yang diselenggarakan KPU Muba.

Berbeda dengan Calon Bupati 02 Toha Tohet yang tampak gugup dan lebih banyak mendorong Cawabupnya Rohman untuk menjawab pertanyaan panelis dan rival paslon 01.

Calon nomor urut 02 tampak kesulitan menanggapi beberapa pertanyaan sejak awal debat, bahkan sempat meminta wakilnya, Rohman, untuk menjawab pertanyaan mengenai infrastruktur jalan.

Namun, saat pertanyaan dari panelis Rudi Kurniawan mengenai upaya peningkatan kualitas demokrasi lokal disampaikan, Toha tampak percaya diri menjawabnya. Ia mengungkapkan gagasan untuk melakukan “kontrol publik” dengan cara mengunjungi rumah warga secara rutin.

“Kami akan melakukan kontrol publik. Dengan cara melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga, minimal satu bulan satu kali,” ucap Toha Tohet.

Pengamat Sosial dan Politik Sumsel, Bangindo Togar Butar-butar menanggapi debat kedua paslon tersebut. Menurut Bagindo, bukannya mendapat simpati, jawaban ini justru menuai respons negatif, karena pendekatan tersebut dianggap tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat.

“Alih-alih memperkuat demokrasi lokal dan mendekatkan hubungan dengan masyarakat, rencana tersebut dinilai berpotensi menimbulkan efek intimidasi,” ujar Bagindo.

Sebab, dalam demokrasi yang sehat, kebebasan berpendapat dan ruang publik yang terbuka merupakan fondasi penting bagi pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

“Jika benar akan melakukan kontrol publik, maka dia ini sesungguhnya tidak paham apa yang dimaksud dengan demokrasi. Lebih parahnya, kalau dia tidak berniat menyampaikan itu, justru dia sesungguhnya tidak paham dengan pertanyaan panelis,” kata Bagindo. (AEW)