EKOBIS  

Pipa Gas Rusia Meledak! Harga Batu Bara Malah Turun

Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022).
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022).

HALOPOS.ID – Harga batu bara kembali tumbang. Pada perdagangan Rabu (21/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 373,75 per ton. Harganya melandai 0,74%.

Pelemahan kemarin berbanding terbalik dengan pergerakan hari sebelumnya. Pada perdagangan Selasa, harga batu bara melonjak 1,56%.

Dalam sepekan harga batu bara melemah 1,4% sementara dalam sebulan masih melonjak 6,9% dan terbang 104,7% setahun.

Ambruknya harga batu bara tak bisa dilepaskan dari jatuhnya harga gas alam Eropa. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling terdampak.  Melandainya harga batu bara juga disebabkan oleh memadainya pasokan pasir hitam.

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) ditutup pada posisi 97,75 euro per megawatt-jam (MWh) kemarin. Harga tersebut anjlok 7,51% sehari dan 25,67% sepekan. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 11 November 2022 atau sebulan lebih.

Pasokan gas yang memadai dan akan lebih bersahabatnya cuaca di Eropa membuat harga gas alam melandai. Ledakan jaringan pipa gas milik Rusia kemarin bahkan tidak mampu mendongkrak harga gas.

“Cuaca di Eropa diperkirakan akan lebih hangat. Hembusan angin juga akan lebih cepat di seluruh Eropa pada akhir Desember dan awal Januari. Kondisi ini membuat harga gas tertekan,” tutur analis Engie EnergyScan, dikutip dari Reuters.

Hembusan angin yang lebih kencang akan meningkatkan produksi listrik tenaga angin. Prancis juga melaporkan jika produksi listrik dari reaktor nuklir akan meningkat sehingga menambah pasokan energi.

Puluhan kargo gas alam cair (LNG) juga diperkirakan akan membongkar muatan di pelabuhan-pelabuhan Eropa.  Bertambahnya produksi listrik dan pasokan gas membuat kekhawatiran pasar mengenai pasokan memudar sehingga harga energi ikut melandai.

Pelaku pasar bahkan tidak khawatir oleh insiden ledakan milik Rusia. Ledakan terjadi pada jaringan pipa gas di Republik Chuvash Rusia, beberapa ratus kilometer di timur Moskow. Ledakan tersebut menewaskan tiga orang.

Jaringan tersebut terhubung ke jaringan Urengoi-Pomary-Uzhhorod yang terhubung ke Eropa. Meski ada ledakan, pasokan gas diperkirakan masih mencukupi.

Bloomberg Intelligence memperkirakan konsumsi gas di Eropa anjlok hingga 50 miliar kubik meter pada 2022. Penurunan tersebut adalah yang terbesar dalam sejarah.

Penurunan konsumsi salah satunya karena pengalihan sumber energi dari gas ke batu bara.

Kendati demikian, Goldman Sachs Group Inc mengingatkan Eropa masih rentan terhadap ketahanan energi mereka pada tahun depan karena pasokan gas dari Rusia belum kembali normal.

Harga batu bara juga kembali melandai karena pasokan dari produsen utama masih meningkat, termasuk dari Indonesia dan China.

Badan Adminstrasi Informasi Amerika Serikat (EIA) memperkirakan produksi batu bara akan melonjak 5,4% menjadi 8,3 milair pada tahun ini, Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sepanjang sejarah.

Kenaikan produksi terutama datang dari China dan Indonesia.  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang target produksi batu bara pada tahun depan atau 2023 hampir 700 juta ton atau tepatnya 694 juta ton. Jumlah tersebut melonjak dibandingkan pada tahun ini.

Seperti diketahui,pada tahun 2022 ini produksi batu bara RI ditarget mencapai 663 juta ton. Sampai pada 6 Desember 2022 kemarin, produksi batu bara sudah mencapai 94,60% atau 627 juta ton.

Produksi batu bara China pada Januari-November 2022 menyentuh 4,09 miliar. Jumlah tersebut meningkat 9,7% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Editor: Herwan