JAKARTA – Pemerintah Malaysia mempertanyakan penurunan jumlah penyebaran dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia. Pemerintah Malaysia heran data terkait Covid-19 yang disampaikan Pemerintah Indonesia lebih rendah dari negeri jiran.
Padahal, sebelumnya jumlah kasus Covid-19 Indonesia lebih tinggi dari Malaysia.
“Seharusnya pemerintah mengkonsolidasikan data kematian Covid-19 ini lebih teliti dengan menggunakan metoda dan parameter yang standar,” kata Politikus PKS Mulyanto.
Seperti diketahui sebelumnya pemerintah ingin mengeluarkan indikator kematian dari parameter penilai covid-19, karena dianggap bercampur dengan data kematian lain atau inakurasi.
Belum lagi termasuk munculnya kasus kebocoran data vaksin, bahkan di dalamnya termuat data vaksin Presiden Jokowi.
“Di lapangan, terutama di pedesaan, ada kecenderungan kematian covid-19 ditutupi sebagai kematian biasa, karena masyarakat tidak ingin penanganan jenazah korban termasuk penguburannya menjadi berbelit-belit,” ujarnya.
Jadi, kata Mulyanto, memang cukup masuk akal kalau data kematian covid-19 yang disajikan Pemerintah lebih kecil dari angka yang sesungguhnya. Wakil Ketua Bidang Industri dan Pembangunan Fraksi PKS DPR RI itu menilai persoalan akurasi data ini adalah masalah yang klasik, hampir di berbagai sektor terjadi.
Namun demikian, terkait perbaikan data kematian Covid-19 ini perlu mendapat perhatian serius pemerintah. Karena di dalamnya sangat terkait dengan pengambilan kebijakan dan strategi penanggulangan pandemi yang tepat dan akurat.
“Salah data bisa salah kebijakan dan strategi,” tegas Mulyanto.