HALOPOS.ID|PALEMBANG – Mawardi Yahya belum mau mengungkap secara resmi soal perpisahannya dengan Harnojoyo di Pemilihan Kepala Daerah Sumsel. Mantan Wakil Gubernur Sumsel ini masih menunggu dukungan resmi dari Partai Demokrat kepada Harnojoyo.
Mawardi masih memberi kesempatan Harnojoyo untuk bisa mendapat dukungan dan diusung resmi Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilkada Sumsel 27 November 2024 mendatang. Termasuk kemungkinan mengajak partai lain bergabung mendukung Mahar.
“Sebenarnya tidak bubar. Kita lihat saja nanti dan kita serahkan kepada Harnojoyo. Beliau boleh membawa partai lain, itu kalau bisa. Namun, jika tidak bisa ya mau tidak mau, kita cari yang lain,” ujar Mawardi saat dikonfirmasi, Jumat (10/5/2024).
Tim Pemenangan Mahar, Edward Jaya menambahkankan, pihaknya masih menanti usulan resmi yang dikeluarkan Partai Demokrat. Apa yang disampaikan Cik Ujang pada saat mengembalikan formulir pendaftaran di DPW NasDem Sumsel pada Selasa (7/5) lalu dianggap sebagai klaim sepihak.
Ia menilai, klaim dukungan DPP Demokrat kepada Cik Ujang sah-sah saja. Apalagi, saat klaim itu disampaikan tak ada surat resmi yang ditunjukkan Cik Ujang. Sehingga, Tim Pemenangan Mahar masih menunggu surat resmi dari DPP Demokrat.
“Surat dukungan resmi DPP Demokrat kepada bakal calon di Pilkada Sumsel belum ada, jadi sah-sah saja klaim sepihak tersebut,” ujar Edward, Jumat (10/5/2024).
Baca juga:
Mawardi-Harnojoyo Bubar Sebelum Pilgub Sumsel, Kini Muncul ‘Matahati’
Edward menyebut masih optimis Mahar didukung resmi oleh Demokrat.
“Masih berusaha karena belum ada dukungan tertulis yang disampaikan, kita fokus dan tetap optimis Demokrat memberi dukungan ke Mahar,” katanya.
Sementara pengamat politik Sumsel, Ade Indra Chaniago mengatakan, klaim dukungan Cik Ujang harus dibuktikan dengan surat resmi dari DPP Demokrat. Jika tidak ada, artinya Demokrat belum resmi menyatakan calon yang diusung.
“Surat resmi itu belum ada, bisa saja itu klaim sepihak. Risikonya terlalu mahal kalau berani mengklaim statement ketua umum,” ujarnya.
Meski begitu, ia menilai agak berat bagi kader Demokrat lain yang juga maju di Pilkada karena jabatan Cik Ujang sebagai seorang Ketua DPD Demokrat Sumsel.
“Skala prioritas tentunya untuk pengurus partai, posisi Cik Ujang diuntungkan karena menjabat Ketua DPD. Apalagi dia punya akses dan kemudahan untuk berkomunikasi dengan Ketum AHY,” ugkapnya.
Pemerhati politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar mengungkapkan, sulit menafsirkan jika Cik Ujang belum mendapat restu DPP Demokrat. Mengingat posisi Bupati Lahat 2018-2023 itu masih menjabat Ketua DPD Demokrat.
“Memang secara resminya beluma ada surat itu, tapi itu sudah bisa dibaca karena memang Cik Ujang sebagai Ketua DPD Demokrat. Jadi aneh kalau tidak dapat restu dari DPP. Finalnya nanti, bisa saja saat last minute. Tergantung dinamika politik, masih bisa berubah atau tidak,” tukasnya. (NT)