News  

Ini Cara Pemerintah Tangkis Gempuran Startup Asing

Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Twitter)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Twitter)

HALOPOS.ID|JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan industri startup yang menarik. Kondisi ini juga yang mendorong banyak startup asing turut ingin mencicip kue bisnis tersebut.

Menyadari hal tersebut, pemerintah memiliki sejumlah strategi untuk meminimalisir gempuran startup asing untuk melindungi industri digital domestik.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, industri digital adalah bisnis masa depan. Sektor ini harus dijaga perkembangannya agar bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Ini future bisnis yang memang harus diantisipasi kalau tidak diisi orang lain. Digital business ini sangat cepat dan saya harap HIPMI sebagai tulang punggung masa depan ekonomi Indonesia harus lihat peluang ini, karena kami di BUMN membuat jalannya, yang isi jalannya itu ya adek-adek,” kata Erick dalam Sidang Dewan Pleno BPP Hipmi 2022 dikutif Sabtu, (19/3/2022).

Menurut Erick, salah satu cara menjaga perkembangan industri digital adalah membentuk Merah Putih Fund. Angel investor atau venture capital (VC) ini berfokus pada pembiayaan perusahaan calon unicorn

VC ini didirikan melalui kolaborasi Telkom, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melalui Mandiri Capital, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melalui BRI Ventures.

“Fund ini jelas keberpihakannya, foundernya harus orang Indonesia. Karena sekarang banyak startup di belakangnya foundernya orang asing. Kita nggak mau. Foundernya harus orang Indonesia, perusahaannya harus beroperasi di Indonesia dan go public di Indonesia,” katanya.

Dia mengakui pembentukan Merah Putih Fund adalah cara pemerintah untuk mengimbangi masuknya investasi perusahaan rintisan dari luar negeri. Erick menjelaskan, hal ini dilakukan demi menjaga agar pertumbuhan ekonomi digital benar-benar membawa dampak positif untuk masyarakat.

“Ini intervensi supaya kita imbangi investasi startup oleh orang asing. Kita tidak mau, dan harus sepakat, jangan market kita yang besar hanya dipakai untuk pertumbuhan bangsa lain tapi harus dipastikan untuk kesempatan bekerja, berusaha untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, Merah Putih Fund hadir untuk menjadi “payung” dari perusahaan rintisan yang sudah ada. Keberadaannya diperlukan untuk memastikan adanya jenjang perkembangan yang bisa dialami perusahaan rintisan asli Indonesia.

Merah Putih Fund saat ini sudah mendapatkan komitmen investasi senilai US$ 300 juta atau setara Rp 4,3 triliun (kurs Rp 14.330/US$). Dana tersebut siap diinvestasikan ke unicorn di tahap seri B, seri C, atau D. (**)

Editor – Herwan.