HALOPOS.ID|PALEMBANG – Dinas Pendidikan Kota Palembang melakukan sosialisasi mengenai pemberian vaksinasi bagi pelajar usia 6 hingga 11 tahun di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Palembang, Jumat (28/1/2022).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto mengatakan Dinas Pendidikan Kota Palembang mewajibkan untuk vaksinasi anak usia 6 hingga 11 tahun.
Namun, kata mewajibkan ini lanjut dia bukan artinya memaksa tapi memberikan kelonggaran. Jika sang anak ada sakit, ada penyakit bawaan yang tidak bisa ia vaksin ini tidak apa-apa tidak divaksin.
“Tapi jangan mengatakan vaksin ini tak boleh, membunuh itu kan hoaks makanya kita berikan sosialisasi ini kepada para kepala sekolah dan guru agar berita-berita hoaks ini jangan salah artikan,” kata Zulinto saat bersama Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhammad Ngajib dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Fenty Aprina
Karenanya, pihaknya menggelar sosialisasi ini dengan Kapolrestabes dan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk memberikan sosialisasi dan menyadarkan orang tua kalau vaksinasi ini baik, demi kesehatan.
“Ya, kita ambil keputusan ini agar upaya percepatan vaksinasi bagi anak di kota Palembang bisa berjalan pembelajaran tatap muka bisa berjalan 100 persen,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini perkembangan kasus omicron terus meningkat di Jakarta jangan sampai kita di Palembang ini juga kena. “Karena itu kita cegah,” tegasnya.
Lanjut dia, hingga saat ini capaian vaksinasi anak sudah mencapai 46 persen.
Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhammad Ngajib mengatakan sangat mendukung sekali langkah yang diambil oleh Dinas Pendidikan Kota Palembang untuk mewajibkan anak- anak ini divaksin.
Karenanya, lewat sosialisasi ini dapat membantu dan membuka pikiran masyarakat agar turut mendukung percepatan vaksinasi ini
“Ya, kita sangat dukung karena kita harus melakukan dan mendukung bersama percepatan vaksinasi di kota Palembang,” ungkap dia.
Kata dia, pihaknya pun memberikan edukasi terkait pemberitaan-pemberitaan hoaks yang membuat orangtua atau walisiswa takut untuk melakukan vaksinasi.
“Seperti berita ada yang meninggal setelah divaksin itu tidak benar dan juga orangtua dapat pernyataan bahwa walisiswa bertanggung jawab apabila terjadi kepada anaknya itu juga tidak benar,” jelasnya. (Hasan Basri)
Editor : Herwan.