PALEMBANG – Akibat musim kemarau yang melanda Sumatera Selatan, khususnya kota Palembang menyebabkan penyusutan tinggi atas muka air Sungai Musi Palembang dan anak sungai lainnya selama satu bulan terakhir.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII, Birendrajana mengatakan, penyusutan muka air Sungai Musi dan debit air yang cukup besar di wilayah curam itu tidak hanya debit air, sedimentasi sungai juga semakin bertambah.
Biren menjelaskan, bahwa kondisinya bila suatu wilayah semakin berada di hulu sungai maka akan semakin terlihat penurunannya, bisa mencapai empat meter lebih.
“Terjadi bukan cuma di Sungai Musi dan anak sungainya seperti Sungai Sekanak bahkan sungai besar Sumsel lain seperti Sungai Lematang dan anak sungainya,” katanya saat dikonfitmasi, Selasa (10/8/2021).
Menurut Biren, debit air yang menurun dan juga sedimentasi sungai yang bertambah berdampak pada pengelohan air besih yang dilakukan PDAM Tirta Musi Palembang.
“Kami melakukan penyediaan air baku untuk kebutuhan air bersih. Air Baku itu yang di ambil Intake yang kemudian akan di proses lebih lanjut masuk dalam Water Treatment plant (WTP),” jelas Biren
Namun penuruan debit air Sungai Musi ini, diakui Biren, tidak akan mempengaruhi jumlah kebutuhan air bersih di Palembang. PDAM Tirta Musi harus melakukan ektra proses pengelohan air bersih dari air baku yang disediakan melalui Intake.
“Dengan sedimentasi yang sama di saat debit air menyusut, pengelolaan air bersih harus lebih ektra dilakukan,” tuturnya.